Coretan yang mungkin bisa berguna untuk semua. Kamu nyari sesuatu ya di sini tempatnya
Friday, May 3, 2019
Saturday, April 27, 2019
Analisa Sistem Informasi
PENGANTAR
SISTEM INFORMASI III
1.
Tujuan
dari kegiatan analisa Sistem Informasi :
ü Tahap analisis merupakan tahap yang paling kritis dan
sangat penting, karena kesalahan di tahapan ini akan menyebabkan kesalahan di
tahap selanjutnya
ü Hasil dari analisis sistem adalah
:
Laporan yang dapat menggambarkan sistem yang telah
dipelajari dan diketahui bentuk permasalahannya serta rancangan sistem baru yang akan dibuat atau dikembangakan.
ü Tujuannya
:
ü Memberikan pelayanan kebutuhan informasi kepada fungsi
manajerial di dalam
pengendalian pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.
ü Membantu para pemngambil keputusan.
ü Mengevaluasi sistem yang telah ada.
ü Merumuskan tujuan yang ingin dicapai berupa pengolahan
data maupun pembuatan laporan baru.
ü Menyusun suatu tahap rencana pengembangan system.
2.
Teknik
yang bisa dilakukan memahami kelebihan dan kekurangan sistem lama :
ü Ada
3 teknik yang dapat dilakukan yaitu :
ü Insourcing
:
Sistem Informasi menitikberatkan pada
informasi suatu keputusan yang terstruktur atau informasi yang dapat
diantisipasi.
Insourching adalah sumber daya yang
terdapat di dalam suatu organisasi atau suatu perusahaan (Sumber Daya manusia,
teknologi, informasi, hardware,
software, jaringan, data, ekonomi) yang diubah melalui berbagai proses.
ü Outsourcing
:
Outsourcing merupakan perolehan
kesempatan untuk mengatur organisasi yang lebih fleksibel dalam melakukan core
– activities. Teknologi tidak lagi merupakan pemikir terakhir dalam membentuk
strategi, tetapi merupakan penyebab dan penggerak yang sebenarnya.
ü Co
Sourcing :
Co sourcing merupakan pengembangan
sistem informasi yang dilakukan oleh pihak internal yang bekerjasama dengan
pihak ketiga.
3.
Teknik
yang bisa dilakukan untuk memahami kepuasan keinginan pengguna :
ü
Listening
(mendengarkan) :
Listening berkaitan dengan kemampuan mendengarkan dan menganalisis dengan cermat apa yang dibicarakan konsumen atau pelanggan, terutama mengenai jenis dan jumlah barang yang dibutuhkan dalam kurun waktu tertentu.
Setelah itu petugas penjualan merencanakan stok barang yang banyak dibutuhkan pelanggan tersebut dan menginventarisasi kebutuhan-kebutuhan lain yang mungkin diminati pelanggan.
Listening berkaitan dengan kemampuan mendengarkan dan menganalisis dengan cermat apa yang dibicarakan konsumen atau pelanggan, terutama mengenai jenis dan jumlah barang yang dibutuhkan dalam kurun waktu tertentu.
Setelah itu petugas penjualan merencanakan stok barang yang banyak dibutuhkan pelanggan tersebut dan menginventarisasi kebutuhan-kebutuhan lain yang mungkin diminati pelanggan.
ü
Observing
(mengamati) :
Observing adalah kemampuan meneliti atau mengamati isi pembicaraan pelanggan sehingga pada saat bercakap dan bertatap muka, kita memperoleh informasi mengenai pelanggan berdasarkan bahasa tubuh, yaitu gerakan tangan, kepala, ekspresi wajah, sorot mata dan lain-lain.
Dengan demikian dalam pengamatan ini kita diharapkan kita mengetahui keinginan dan kebutuhan pelanggan.
Observing adalah kemampuan meneliti atau mengamati isi pembicaraan pelanggan sehingga pada saat bercakap dan bertatap muka, kita memperoleh informasi mengenai pelanggan berdasarkan bahasa tubuh, yaitu gerakan tangan, kepala, ekspresi wajah, sorot mata dan lain-lain.
Dengan demikian dalam pengamatan ini kita diharapkan kita mengetahui keinginan dan kebutuhan pelanggan.
ü
Thinking (berpikir) :
Setelah kita mendengarkan dan mengamati apa-apa yang dibutuhkan pelanggan, kita harus seger pikirkan tindakan apa yang harus dilakukan dalam rangka memahami kebutuhan pelanggan tersebut.
Setelah kita mendengarkan dan mengamati apa-apa yang dibutuhkan pelanggan, kita harus seger pikirkan tindakan apa yang harus dilakukan dalam rangka memahami kebutuhan pelanggan tersebut.
4.
Mengapa
diperlukan studi kelayakan sistem :
·
Studi kelayakan sistem
adalah suatu tinjauan sekilas pada faktor” utama yang akan mempengaruhi
kemampuan sistem untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Ada 6 dimensi kelayakan tersebut :
ü Teknis
:
ü Pengembalian
ekonomis :
ü Pengembalian
non ekonomis
ü Hukum
dan etika
ü Operasional
ü Jadual
5.
Tujuan
dari tahapan desain dalam Sistem Informasi :
·
Tahapan Desain Sistem
Informasi mempunyai 2 tujuan utama, yaitu :
ü Untuk
memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
ü Untuk
memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada program
komputer (progammer) dan user yang terlibat.
6.
Contoh
desain Sistem Informasi :
·
Membuat program
penjadwalan
·
Membuat desain web.
·
Membuat program
belanja.
·
Mendesain atau
merancang bangun sebuah sistem yang dapat berguna dan yang menghasilkan sebuah informasi.
Pengantar Sistem Informasi II
PENGANTAR
SISTEM INFORMASI II
1.
Apa yang dimaksud dengan Sistem
Informasi?
a. Sistem
Informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang
menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen.
b. Dalam
arti yang sangat luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk
kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam
pengertian ini, istilah ini digunakan untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan
organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga untuk cara di
mana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam mendukung proses bisnis.
2.
Komponen – komponen agar sebuah Sistem
Informasi berjalan denegan baik :
a. Komponen
input
Input mewakili data yang masuk kedalam
sistem informasi. Input disini termasuk metode dan media untuk menangkap data
yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumendokumen dasar.
b. Komponen
model
Komponen ini terdiri dari kombinasi
prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan
data yang tersimpan di basis data dengan cara yag sudah ditentukan untuk
menghasilkan keluaran yang diinginkan.
c. Komponen
output
Hasil dari sistem informasi adalah
keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna
untuk semua pemakai sistem.
d. Komponen
teknologi
Teknologi merupakan “tool box” dalam
sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model,
menyimpan dan mengakses data, neghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan
membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
e. Komponen
hardware
Hardware berperan penting sebagai suatu
media penyimpanan vital bagi sistem informasi. Fungsinya sebagai tempat untuk
menampung database atau lebih mudah dikatakan sebagai sumber data dan informasi
untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem informasi.
f. Komponen
software
Software berfungsi sebagai tempat untuk
mengolah,menghitung dan memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk
menciptakan suatu informasi.
g. Komponen
basis data
Basis data (database) merupakan kumpulan
data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di
pernagkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya.
Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih
lanjut. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket
yang disebut DBMS (Database Management System).
h. Komponen
control
Banyak hal yang dapat merusak sistem
informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu,
kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak
efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang
dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal – hal yang dapat merusak sistem dapat
dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat
diatas.
3.
Perangkat – perangkat yang diperlukan
dalam Sistem Informasi :
a. Hardware
:
Merupakan bagian perangkat keras sistem
informasi.Sistem informasi modern memiliki perangkat keras seperti komputer,
printer dan teknologi jaringan komputer.
b. Software
:
Merupakan bagian lunak dari perangkat
Sistem Informasi. Sistem Innformasi modern memiliki perangkat lunak untuk
memeirntah komputer, melaksanakan tugas yang harus dilaksanakannya.
Software
dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok :
·
Sistem Operasi
Misalnya : Microsoft Windows, Linux,
Novel netware, dan lain sebagainya.
·
Aplikasi
Misalnya : Microsoft Office, General
Ledger, Correl Draw, dan lain sebagainya.
·
Utilitas
Misalnya : Anti Virus, Norton Utilities,
Disc Doctor, dan lain sebagainya.
c. Bahasa
Pemrograman
Misalnya : Visual Foxpro, Bahasa C++,
Borlanddelphi, dan lain sebagainya.
d. Data
Merupakan komponen dasar dari sistem
informasi, yang akan di proses lebih lanjut dan akan menghasilkan informasi.
Misalnya : Dokument bukti – bukti transaksi, Nota, Kwitansi, dan lain – lain.
e. Prosedur
Merupakan yang berisikan tentang
dokumentasi prosedur atau proses – proses yang terjadi dalam sistem. Prosedur
dapat berupa buku – buku penuntun operasional atau buku penuntun teknis.
f. Manusia
(user) :
Merupakan bagian utama dari Sistem
Informasi. Yang terlibat dalam komponen manusia antara lain :
·
Clerical Personne :
Untuk menangani transaksi dan pemrosesan
data dan melakukan inquiry (operator).
·
First Level Manager :
Untuk mengelola pemrosesan data di dukung
dengan perencanaan, penjadwalan, identifikasi situasi out – of – control, dan
pengambilan keputusan level menengah kebawah.
·
Staff Specialist :
Digunakan untuk analisis perencanaan dan
laporan.
·
Management :
Untuk pembuatan laporan berkala,
permintaan khusus, laporan khusus, pendukung identifikasi masalah dan peluang,
pendukung analisis pengambilan keputusan level atas.
4.
Jelaskan struktur manajemen yang
diprlukan untuk pengelolaan Sistem Informasi :
a. Manajemen
Level Atas :
untuk perencanaan strategis, kebijakan
dan pengambilan keputusan.
b. Manejemen
Level Menengah :
untuk perencanaan taktis dan pengambilan
keputusan.
c. Manejemen
Level Bawah :
untuk perencanan dan pengawasan operasi
dan pengambilan keputusan.
d. Operator
:
untuk pemrosesan transaksi dan merespon permintaan.
5.
Jelaskan bagaimanakah peranan komputer
dalam Sistem Informasi !
a. Peranan
komputer saat ini sangat penting dalam sebuah Sistem Informasi.
Salah
satunya pada perusahaan atau instansi dalam kaitannya untuk memperoleh
informasi dengan cepat.
Sebagai
sarana untuk memberikan informasi, komputer memberikan pengaruh yang cukup
besar dalam penghematan dan efisiensi waktu.
Dengan
semakin kompleknya masalah yang ada di perusahaan, salah satunya berkaitan
dengan sistem penjualan. Peranan komputer semakin nyata manfaatnya dan
memberikan banyak kemudahan terutama bagi penggunanya.
Tujuan sebagai Faktor Pendidikan
·
Pengertian Tujuan
·
Fungsi Tujuan
·
Sumber dan Dasar Perumusan Tujuan pendidikan
·
Jenis dan Hirarki Tujuan Pendidikan
tu·ju·an n 1 arah; haluan
(jurusan); 2 yg dituju; maksud; tuntutan (yg
dituntut);~ institusional tujuan kelembagaan;
~ instruksional tujuan atau sasaran
yg ingin dicapai setelah mengajarkan pokok atau subpokok bahasan yg sudah
direncanakan; ~ kelembagaan tujuan atau kualifikasi yg diharapkan dimiliki murid setelah dia
menerima atau menyelesaikan program pendidikan pd lembaga pendidikan tertentu; ~ kualitatif tujuan yg dinyatakan melalui
perubahan sikap, prestasi, sifat, dan kualitas; ~ kuantitatif Dik tujuan yg dinyatakan melalui jumlah murid atau jumlah pd umumnya;
~ kurikuler tujuan atau kualifikasi
yg diharapkan dimiliki murid setelah dia menyelesaikan program mata pelajaran
tertentu; ~ penderita kata atau perkataan
yg menjadi pelengkap dan menderita perbuatan kata kerja; ~ politik kondisi atau hasil akhir yg ingin
dicapai;
Tujuan pendidikan adalah
kualifikasi yang diharapkan dimiliki murid setelah dia menerima atau
menyelesaikan program pendidikan pada lembaga pendidikan tertentu. Indonesia
mengalami dua kali pergantian Undang-Undang Pendidikan. Yang pertama adalah UU
No.2 tahun 1954, dan yang kedua adalah UU No.2 tahun 1989 tentang sistem
pendidikan nasional.
Fungsi Tujuan Pendidikan.
Tujuan pendidikan memuat
gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk
kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan mempunyai dua fungsi yaitu memberikan
arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin
dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.Tujuan pendidikan menduduki posisi
penting diantara komponen-komponen pendidikan lainya. Tujuan pendidikan
bersifat normatif, yaitu mengandung unsur-unsur norma bersifat memaksa, tetapi
tidak bertentangan dengan hakikat perkembangan peserta didik serta dapat
diterima oleh masyarakat sebagai nilai hidup yang baik.Sehubungan dengan fungsi
tujuan yang demikian penting itu, maka menjadi keharusan bagi pendidik untuk
memahaminya. Kekurang pahaman pendidik terhadap tujuan pendidikan dapat
mengakibatkan kesalahan didalam melaksanakan pendidikan. Gejala yang demikian
oleh Langeveld disebut salah teoritis (Langeveld, 1955). 3Menurut Undang-Undang
RI no. 20 tahun 2003, pada pasal 3 disebutkan bahwa Pendidikan Nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Sumber dan dasar perumusan tujuan pendidikan
Ada empat rumusan tujuan
pendidikan di Indonesia :1. Rumusan tujuan pendidikan menurut UU No. 4 tahun
1950, tecatum dalam bab II pasal 3 yang berbunyi “tujuan pendidikan dan
pengajaran membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air.2.
Rumusan tujuan pendidikan menurut ketetapan MPR No. II tahun 1960 yang berbunyi
tujuan pendidikan ialah mendidik anak ke arah terbentuknya manusia yang berjiwa
pancasila dan bertanggung jawab atas terselenggaranya masyarakat sosialis
Indonesia yang adil dan makmur material dan spiritual.3. Rumusan tujuan
pendidikan menurut sistem pendidikan nasional pancasila dengan penetapan
Presiden no. 19 tahun 1965 yang berbunyi tujuan pendidikan nasional kita, baik
yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta, dari pendidikan prasekolah
sampai pendidikan tinggi, supaya melahirkan warga negara sosialis Indonesia
yang susila, yang bertaggung jawab atas terselenggaranya masyarakat sosialis
Indonesia, adil dan makmur baik spiritual maupun material yang berjiwa
pancasila.4. Rumusan tujuan pendidkan menurut ketetapan MPRS No. 2 tahun 1960
yang berbunyi tujuan pendidikan ialah membetuk manusia pancasialis sejati
berdasarkan ketentuan-ketentuan yang dikehendaki oleh pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 dan isi Undang-Undang Dasar 1945. 5
Ada beberapa alasan dalam
perumusan tujuan menurut Marger, yaitu sebagai berikut:1. Guru tidak dapat
merancang bahan pengajaran, isi, ataupun metode yang tepat untuk dipergunakan
dalam pengajaran itu.2. Tidak adanya rumusan tujuan pengajaran yang jelas bagi
guru sehingga sukar mengukur atau menilai sampai jauh mana keberhasilan
pengajaran itu.3. Guru sukar mengorganisasikan kegiatan-kegiatan dan
usaha-usaha siswa dalam pencapaian tujuan pengajaran itu.
Jenis dan hirarki tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan dan pengajaran
dapat dibedakan dan disusun menurut hirarki sebagai berikut: tujuan umum,
tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan intruksional.1. Tujuan umum
pendidikan nasional Indonesia adalah manusia yang berjiwa pancasila2. Tujuan
Institusional ialah tujuan pendidikan yang akan dicapai menurut jenis dan
tingkatan sekolah atau lembaga pendidikan masing-masing, biasanya tercantum
dalam kurikulum sekolah atau lembaga pendidikan yang harus dicapai setelah
selesai belajar, Tujuan Institusional ini berbentuk Standar Kompetensi
Lulusan.Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah
digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik.
Standar Kompetensi Lulusan
tersebut meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar
dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan
standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.
Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia No 23 Tahun 2006 menetapkan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Lampiran Permen ini
meliputi:• SKL Satuan Pendidikan & Kelompok Mata Pelajaran• SKL Mata Pelajaran
SD-MI• SKL Mata Pelajaran SMP-MTs• SKL Mata Pelajaran SMA-MA• SKL Mata
Pelajaran PLB ABDE• SKL Mata Pelajaran SMK-MAK 73. Tujuan kurikuler adalah
tujuan kurikulum sekolah yang telah diperinci menurut bidang studi atau mata
pelajaran atau kelompok mata pelajaran.
4. Tujuan intruksional adalah
tujuan pokok bahasan atau tujuan sub pokok bahasan yang diajarkan oleh guru.
Tujuan intruksional dibedakan menjadi dua macam yaitu tujuan intruksional umum
(TIU) dan tujuan intruksional khusus (TIK).a. Umumnya tujuan intruksional umum
berada pada tiap-tiap pokok bahasan yang telah dirumuskan didalam kurikulum
sekolah, khususnya didalam Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP).b.
Tujuan intruksional khusus adalah tujuan pengajaran yang diharapkan dapat dicapai
oleh siswa pada akhir tiap jam pelajaran, biasanya dibuat oleh guru yang
dimuatkan didalam satuan pelajaran (satpel).
BAB III KESIMPULAN
Tujuan pendidikan menduduki
posisi yang penting diantara komponen-komponen pendidikan lainya yang memuat
gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas dan benar dan indah untuk
kehidupan. Maka menjadi keharusan bagi pendidikan untuk memahaminya sehingga
tidak terjadi kesalahan dalam suatu pendidikan (salah teoretis).Tanpa perumusan
tujuan, guru tidak dapat merancang pelajaran, tidak bisa mengukur keberhasilan
dari penyampaian pelajaran, dan sukar mengorganisir kegiatan siswa dalam
pencapaian tujuan pengajaran itu.Tujuan pendidikan dan pengajaran dibedakan
menjadi empat bagian, yaitu: tujuan umum, tujuan institusional, tujuan
kurikuler, dan tujuan intruksional (baik intruksional umum maupun intruksional
khusus).
Faktor Tujuan
Di dalam UU Nomor 2 tahun 1989
secara jelas disebutkan Tujuan Pendidikan Nasional, yaitu “Mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia
yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti
luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantab dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan.” [1]
Sesungguhnya faktor tujuan bagi pendidikan adalah:
a. Sebagai Arah Pendidikan,
tujuan akan menunjukkan arah dari suatu usaha, sedangkan arah menunjukkan jalan
yang harus ditempuh dari situasi sekarang kepada situasi berikutnya. [1]
b. Tujuan sebagai titik akhir,
suatu usaha pasti memiliki awal dan akhir. Mungkin saja ada usaha yang terhenti
karena sesuatu kegagalan mencapai tujuan, namun usaha itu belum bisa dikatakan
berakhir. Pada umumnya, suatu usaha dikatakan berakhir jika tujuan akhirnya
telah tercapai. [1]
c. Tujuan sebagai titik pangkal
mencapai tujuan lain, apabila tujuan merupakan titik akhir dari usaha, maka
dasar ini merupakan titik tolaknya, dalam arti bahwa dasar tersebut merupakan
fundamen yang menjadi alas permulaan setiap usaha. [1]
d. Memberi nilai pada usaha yang
dilakukan
Program Faktorial
Program Faktorial;
Uses Wincrt;
Var i,n,x:integer;
Begin
Writeln('Program Faktorial');
Writeln('=================');
Writeln;
Write('Masukkan Nilai Faktorial: ');Readln(n);
Writeln;
if (n<=0) then
Writeln('Hasil Faktorial: ',1)
else
Begin
x:=1;
For i := 1 to n do
x:=x*i;
Writeln('Hasil Faktorial: ',x);
End;
End.
Uses Wincrt;
Var i,n,x:integer;
Begin
Writeln('Program Faktorial');
Writeln('=================');
Writeln;
Write('Masukkan Nilai Faktorial: ');Readln(n);
Writeln;
if (n<=0) then
Writeln('Hasil Faktorial: ',1)
else
Begin
x:=1;
For i := 1 to n do
x:=x*i;
Writeln('Hasil Faktorial: ',x);
End;
End.
Program Bilangan Prima
program Bilangan_Prima;
uses wincrt;
var
n,i,x,sisa:integer;
begin
writeln ('Masukan Batas Bilangan Prima: ');
read (n) ;
for i:=3 to n do
begin
x:=1;
repeat
x:=x+1;
sisa:=i mod x;
until
(sisa=0) OR (x=i-1);
IF sisa <> 0 then writeln (i ,'= adalah bilangan prima ');
end;
writeln(' ');
writeln('---------------------------------------------');
writeln('************** Nama : MUHAMAD NUR AINI ************');
writeln('############## NIM : 702012113 ############');
writeln('************** Prodi : PTIK ************');
writeln('---------------------------------------------');
end.
Program Pascal triangle
program Pascal_triangle;
var d,c,y,x,n : integer;
begin
readln(n);
writeln;
for y:=0 to n do
begin
c:=1;
for d:=0 to n - y do
begin
write(' ');
end;
for x:=0 to y do
begin
write(c);
write(' ');
c := c * (y - x) DIV (x + 1);
end;
writeln;
end;
for y:=n-1 downto 0 do
begin
c:=1;
for d:=0 to n - y do
begin
write(' ');
end;
for x:=0 to y do
begin
write(c);
write(' ');
c := c * (y - x) DIV (x + 1);
end;
writeln;
end;
readln;
end.
var d,c,y,x,n : integer;
begin
readln(n);
writeln;
for y:=0 to n do
begin
c:=1;
for d:=0 to n - y do
begin
write(' ');
end;
for x:=0 to y do
begin
write(c);
write(' ');
c := c * (y - x) DIV (x + 1);
end;
writeln;
end;
for y:=n-1 downto 0 do
begin
c:=1;
for d:=0 to n - y do
begin
write(' ');
end;
for x:=0 to y do
begin
write(c);
write(' ');
c := c * (y - x) DIV (x + 1);
end;
writeln;
end;
readln;
end.
BUDAYA DAN AGAMA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dalam perkembangan
budaya yang ada di pulau Jawa, banyak sekali kita jumpai budaya-budaya asli
yang sampai sekarang masih dilakukan oleh orang-orang jawa pada umumnya. Salah
satunya yang masih kita jumpai yaitu budaya mendoakan orang yang sudah mati.
Budaya ini turun-temurun diwariskan dan diteruskan dari generasi ke generasi.
Bagi orang jawa, ketika
orang yang sudah meninggal maka perlu untuk didoakan agar arwahnya tenang di
alam sana.
Yang menjadi pertanyaan
adalah, apakah budaya ini bertentangan dengan agama kristen atau justru perlu
dikembangkan oleh agama kristen yang ada Indonesia.
Oleh sebab itu, pada
makalah ini akan dibahas mengenai hubungan antara budaya dan agama, khususnya
budaya jawa yaitu mendoakan orang yang
sudah mati, ditelaah dengan pandangan agama kristen.
1.2
Tujuan
Mencari hubungan antara
budaya dan agama. Adakah pertentangan antara budaya dan agama, solusi untuk
mengatasi pertentangan dalam hubungan antara budaya dan agama itu sendiri.
Budaya yang akan
dikupas yaitu budaya mendoakan orang yang sudah mati dan agama yang akan
menelaah yaitu dari sudut pandang kristen.
BAB
II
ISI
2.1
Budaya
Budaya
atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere,
yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah
atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia.
2.2
Definisi
Budaya
Budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari
diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara
genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang
berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa
budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu
pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak
aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya
ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa
orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain
terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit
nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan
atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil
bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme
kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang
dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra budaya yang
bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai
perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat
dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa
bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian,
budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan
aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
2.3
Pengertian
Budaya
Kebudayaan sangat erat
hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski
mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat
itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang
kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi
yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink,
kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu
pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi
ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett
Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan
dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat.
Dari berbagai definisi
tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang
akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan
kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang
berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya
pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni,
dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
2.4
Pengertian
Agama
Istilah agama berasal
dari bahasa sansekerta. Agama yang berarti tidak kacau. Yang sering juga
dipakai adalah istilah bahasa latin : “religio”. Istilah ini berasal dari
kata-kata “religare” yang berarti:
a. Memperhatikan
dengan seksama
Dalam
arti ini religio berarti rasa takut terhadap yang ilahi dan sebagai akibatnya
memperhatikan dan melakukan dengan seksama segala peraturan yang berlaku dalam
upacara Agama itu.
b. Mengikat
Dalam
arti ini, religio berarti suatu ikatan antara yang ilahi dengan manusia.
Pengertian Agama dapat didefinisikan demikian: suatu kepercayaan dan keyakinan
mengenai kuasa-kuasa dan kenyataan yang bersifat supra-natural yang dianggap
sebagai ilahi, dan yang biasanya dipersonifikasikan dalam wujud dewa, ilahi,
Allah dan sebagainya yang kepada-Nya manusia merasa tergantung dan berusaha
mendekati serta mengikatkan diri kepada-Nya.
Dua faktor selalu ada
dalam Agama, yakni:
a. Pernyataan
(revelation) Allah.
Istilah
ini secara aktif berarti: aktivitas Allah yang membuat diri-Nya dikenal oleh
manusia. Sedangkan secara pasif berarti pengetahuan tentang pernyataan itu.
b. Reaksi
manusia terhadap pernyataan Allah
Reaksi
ini bersifat eksistensial yaitu menyangkut seluruh eksistensi manusia, unsur
rasional, unsur keyakinan, unsur poengalaman faktor-faktor subjektif, bahkan
meliputi seluruh bidang dan aspek kehidupannya.
2.5
Budaya
: “Doa untuk orang mati”
Dalam kehidupan
sehari-hari, masih sering kita lihat mengenai doa untuk orang mati khususnya di
kalangan orang jawa. Budaya yang ada di jawa khususnya mengenai doa untuk orang
mati sangat melekat dan berakar kuat sampai saat ini. Seringkali kita jumpai
dalam masyarakat jawa, mereka mengadakan suatu doa bagi orang yang sudah mati
dengan tujuan agar orang yang sudah mati tersebut diterima disisi-Nya. Mereka
beranggapan bila ada salah satu dari sanak saudaranya meninggal, maka perlu
untuk di doakan agar arwah tersebut tenang dan diampuni dosa-dosanya serta
diterima di sisi Tuhan. Budaya ini seringkali menimbulkan pro dan kontra di kalangan
agama. Banyak pertanyaan timbul mengenai hal ini. Jika ingin dicermati lebih
lanjut maka akan menimbulkan pertanyaan, “Perlukah budaya ini tetap
dikembangkan?.” Untuk mengetahui sejauh mana mengenai pro dan kontra tersebut,
maka akan dibahas pada sub bagian telaahan dalam agama kristen.
2.6
Telaah
dalam agama kristen
Bagi orang Kristen, kematian
sesungguhnya bersifat final. Bukan final dalam artian tidak ada apa-apa setelah
kematian (seperti yang dipercayai ateisme), akan tetapi final dalam artian kita
hanya memiliki dua tempat tujuan, yaitu hidup kekal bersama-sama dengan Tuhan
di surga, atau hidup dalam penghukuman kekal di neraka.
Orang kristen percaya dan mengimani
bahwa ketika seorang sudah meninggal maka akan kembali kepada Kristus, atau
hidup dalam penghukuman kekal di neraka. Dalam kekristenan diajarkan bahwa
Yesus memberikan janji mengenai keselamatan
melalui pengorbananNya di kayu salib, dan itulah yang membedakan kekristenan
dan agama yang lain.
The Westminster Confession of Faith
Bab XXXII ayat 1,”Sesudah kematian, tubuh manusia kembali menjadi debu (Kej
3:19; Kis 13:36), …tetapi jiwa mereka (yang tidak mati & tidak juga tidur)
berwujud tidak dapat mati & langsung kembali kepada Allah (Luk 23:43; Pkh
12:7),…” dan lihat juga Second Helvetic Confession pada Bab XXVI
mengatakan,”Kami percaya bahwa orang beriman, setelah kematian jasmani, segera
pergi kepada Kristus”.
Perlu kita ketahui
bersama, di sini kekristenan mengimani bahwa apa yang sudah meninggal maka akan
langsung kembali kepada Kristus. Maka pertanyaan yang timbul adalah bagaimana
iman kristen dalam menanggapi budaya mendoakan orang yang sudah mati. Sebagai
orang kristen, kita tidak perlu lagi bersusah-susah memikirkan jasad yang sudah
mati, karena iman yang dimiliki yaitu mengenai janji keselamatan, bahwa jasad
akan kembali menjadi debu dan roh akan kembali kepada Kristus. Tapi sebagai
seorang kristen yang tetap melestarikan budaya, ketika ada sanak saudara yang
sudah meninggal, hendaknya bukanlah mendoakan arwahnya yang sudah meninggal tetapi
digantikan menjadi doa penghiburan bagi keluarga yang ditinggalkan. Jadi bukan
berarti melarang untuk mengadakan semacam persekutuan, tetapi bukan orang yang
sudah meninggal yang didoakan melainkan keluarga yang ditinggalkan yang
didoakan agar mereka merasa terhibur dan rela melepaskan. Hal ini disebut
sebagai doa penghiburan.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Jadi budaya mendoakan
orang yang sudah mati patut kita lestarikan karena budaya tersebut merupakan
budaya dari nenek moyang kita, namun yang perlu diperhatikan dalam tatacaranya
adalah bukan lagi jasad yang sudah tiada yang didoakan tetapi digantikan dengan
memberikan doa penghiburan bagi keluarga yang ditinggalkan (dalam telaah agama
kristen).
3.2
Saran
dan kritik
Banyak hal yang dikupas
mengenai makalah budaya dan agama ini, untuk itu, setiap saran dan kritik yang
membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah
ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan bagi pembaca pada umumnya.
Tuhan memberkati.
Subscribe to:
Posts (Atom)
PERSIAPAN SEBELUM MENGAJAR | CINTAILAH PROFESI ANDA
Bila seseorang sedang jatuh cinta, apa pun akan dilakukan untuk mendapatkan cintanya. Tidak cukup waktu, energi, harta, benda, bahkan ...
-
MATERI PUBLIC SPEAKING Public speaking sangat penting bagi seorang pemimpin. Melalui public speaking , speaker diharapkan mampu me...
-
Bab ini didasarkan pada empat makalah yang mengartikulasikan landasan teoritis pengembangan sumber daya manusia. Keempat makalah tersebut ...
-
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebelum Jung bertemu dengan Freud, Jung telah mempunyai teori psikoanalisis dan metode terap...