Saturday, April 27, 2019

Analisa Sistem Informasi


PENGANTAR SISTEM INFORMASI III

1.    Tujuan dari kegiatan analisa Sistem Informasi :
ü  Tahap analisis merupakan tahap yang paling kritis dan sangat penting, karena kesalahan di tahapan ini akan menyebabkan kesalahan di tahap selanjutnya
ü  Hasil dari analisis sistem adalah :
Laporan yang dapat menggambarkan sistem yang telah dipelajari dan diketahui bentuk permasalahannya serta rancangan sistem baru yang akan dibuat atau dikembangakan.
ü  Tujuannya :
ü  Memberikan pelayanan kebutuhan informasi kepada fungsi manajerial di dalam pengendalian pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.
ü  Membantu para pemngambil keputusan.
ü  Mengevaluasi sistem yang telah ada.
ü  Merumuskan tujuan yang ingin dicapai berupa pengolahan data maupun pembuatan laporan baru.
ü  Menyusun suatu tahap rencana pengembangan system.

2.    Teknik yang bisa dilakukan memahami kelebihan dan kekurangan sistem lama :
ü  Ada 3 teknik yang dapat dilakukan yaitu :
ü  Insourcing :
Sistem Informasi menitikberatkan pada informasi suatu keputusan yang terstruktur atau informasi yang dapat diantisipasi.
Insourching adalah sumber daya yang terdapat di dalam suatu organisasi atau suatu perusahaan (Sumber Daya manusia, teknologi, informasi,  hardware, software, jaringan, data, ekonomi) yang diubah melalui berbagai proses.
ü  Outsourcing :
Outsourcing merupakan perolehan kesempatan untuk mengatur organisasi yang lebih fleksibel dalam melakukan core – activities. Teknologi tidak lagi merupakan pemikir terakhir dalam membentuk strategi, tetapi merupakan penyebab dan penggerak yang sebenarnya.
ü  Co Sourcing :
Co sourcing merupakan pengembangan sistem informasi yang dilakukan oleh pihak internal yang bekerjasama dengan pihak ketiga.


3.    Teknik yang bisa dilakukan untuk memahami kepuasan keinginan pengguna :
ü  Listening (mendengarkan) :
Listening berkaitan dengan kemampuan mendengarkan dan menganalisis dengan cermat apa yang dibicarakan konsumen atau pelanggan, terutama mengenai jenis dan jumlah barang yang dibutuhkan dalam kurun waktu tertentu.
Setelah itu petugas penjualan merencanakan stok barang yang banyak dibutuhkan pelanggan tersebut dan menginventarisasi kebutuhan-kebutuhan lain yang mungkin diminati pelanggan.
ü  Observing (mengamati) :
Observing adalah kemampuan meneliti atau mengamati isi pembicaraan pelanggan sehingga pada saat bercakap dan bertatap muka, kita memperoleh informasi mengenai pelanggan berdasarkan bahasa tubuh, yaitu gerakan tangan, kepala, ekspresi wajah, sorot mata dan lain-lain.
Dengan demikian dalam pengamatan ini kita diharapkan kita mengetahui keinginan dan kebutuhan pelanggan.
ü   Thinking (berpikir) :
Setelah kita mendengarkan dan mengamati apa-apa yang dibutuhkan pelanggan, kita harus seger pikirkan tindakan apa yang harus dilakukan dalam rangka memahami kebutuhan pelanggan tersebut.

4.    Mengapa diperlukan studi kelayakan sistem :
·         Studi kelayakan sistem adalah suatu tinjauan sekilas pada faktor” utama yang akan mempengaruhi kemampuan sistem untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Ada 6 dimensi kelayakan tersebut :
ü  Teknis :
ü  Pengembalian ekonomis :
ü  Pengembalian non ekonomis
ü  Hukum dan etika
ü  Operasional
ü  Jadual

5.    Tujuan dari tahapan desain dalam Sistem Informasi :
·         Tahapan Desain Sistem Informasi mempunyai 2 tujuan utama, yaitu :
ü  Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.
ü  Untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada program komputer (progammer) dan user yang terlibat.
6.    Contoh desain Sistem Informasi :
·         Membuat program penjadwalan
·         Membuat desain web.
·         Membuat program belanja.
·         Mendesain atau merancang bangun sebuah sistem yang dapat berguna dan yang menghasilkan  sebuah informasi.

Pengantar Sistem Informasi II


PENGANTAR SISTEM INFORMASI II

1.      Apa yang dimaksud dengan Sistem Informasi?
a.       Sistem Informasi adalah kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi dan manajemen.
b.      Dalam arti yang sangat luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini digunakan untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi ini dalam mendukung proses bisnis.
2.      Komponen – komponen agar sebuah Sistem Informasi berjalan denegan baik :
a.       Komponen input
Input mewakili data yang masuk kedalam sistem informasi. Input disini termasuk metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumendokumen dasar.
b.      Komponen model
Komponen ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yag sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.
c.       Komponen output
Hasil dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua pemakai sistem.
d.      Komponen teknologi
Teknologi merupakan “tool box” dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, neghasilkan dan mengirimkan keluaran, dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.
e.       Komponen hardware
Hardware berperan penting sebagai suatu media penyimpanan vital bagi sistem informasi. Fungsinya sebagai tempat untuk menampung database atau lebih mudah dikatakan sebagai sumber data dan informasi untuk memperlancar dan mempermudah kerja dari sistem informasi.
f.       Komponen software
Software berfungsi sebagai tempat untuk mengolah,menghitung dan memanipulasi data yang diambil dari hardware untuk menciptakan suatu informasi.
g.      Komponen basis data
Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang lain, tersimpan di pernagkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Basis data diakses atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak paket yang disebut DBMS (Database Management System).
h.      Komponen control
Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, ketidak efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal – hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatas.
3.      Perangkat – perangkat yang diperlukan dalam Sistem Informasi :
a.       Hardware :
Merupakan bagian perangkat keras sistem informasi.Sistem informasi modern memiliki perangkat keras seperti komputer, printer dan teknologi jaringan komputer.
b.      Software :
Merupakan bagian lunak dari perangkat Sistem Informasi. Sistem Innformasi modern memiliki perangkat lunak untuk memeirntah komputer, melaksanakan tugas yang harus dilaksanakannya.
Software dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok :
·         Sistem Operasi
Misalnya : Microsoft Windows, Linux, Novel netware, dan lain sebagainya.
·         Aplikasi
Misalnya : Microsoft Office, General Ledger, Correl Draw, dan lain sebagainya.
·         Utilitas
Misalnya : Anti Virus, Norton Utilities, Disc Doctor, dan lain sebagainya.
c.       Bahasa Pemrograman
Misalnya : Visual Foxpro, Bahasa C++, Borlanddelphi, dan lain sebagainya.
d.      Data
Merupakan komponen dasar dari sistem informasi, yang akan di proses lebih lanjut dan akan menghasilkan informasi. Misalnya : Dokument bukti – bukti transaksi, Nota, Kwitansi, dan lain – lain.
e.       Prosedur
Merupakan yang berisikan tentang dokumentasi prosedur atau proses – proses yang terjadi dalam sistem. Prosedur dapat berupa buku – buku penuntun operasional atau buku penuntun teknis.
f.       Manusia (user) :
Merupakan bagian utama dari Sistem Informasi. Yang terlibat dalam komponen manusia antara lain :
·         Clerical Personne :
Untuk menangani transaksi dan pemrosesan data dan melakukan inquiry (operator).
·         First Level Manager :
Untuk mengelola pemrosesan data di dukung dengan perencanaan, penjadwalan, identifikasi situasi out – of – control, dan pengambilan keputusan level menengah kebawah.
·         Staff Specialist :
Digunakan untuk analisis perencanaan dan laporan.
·         Management :
Untuk pembuatan laporan berkala, permintaan khusus, laporan khusus, pendukung identifikasi masalah dan peluang, pendukung analisis pengambilan keputusan level atas.
4.      Jelaskan struktur manajemen yang diprlukan untuk pengelolaan Sistem Informasi :
a.       Manajemen Level Atas :
untuk perencanaan strategis, kebijakan dan pengambilan keputusan.
b.      Manejemen Level Menengah :
untuk perencanaan taktis dan pengambilan keputusan.
c.       Manejemen Level Bawah :
untuk perencanan dan pengawasan operasi dan pengambilan keputusan.
d.      Operator :
untuk pemrosesan transaksi dan merespon permintaan.
5.      Jelaskan bagaimanakah peranan komputer dalam Sistem Informasi !
a.       Peranan komputer saat ini sangat penting dalam sebuah Sistem Informasi.
Salah satunya pada perusahaan atau instansi dalam kaitannya untuk memperoleh informasi dengan cepat.
Sebagai sarana untuk memberikan informasi, komputer memberikan pengaruh yang cukup besar dalam penghematan dan efisiensi waktu.
Dengan semakin kompleknya masalah yang ada di perusahaan, salah satunya berkaitan dengan sistem penjualan. Peranan komputer semakin nyata manfaatnya dan memberikan banyak kemudahan terutama bagi penggunanya.


Tujuan sebagai Faktor Pendidikan



·         Pengertian Tujuan
·         Fungsi Tujuan
·         Sumber dan Dasar Perumusan Tujuan pendidikan
·         Jenis dan Hirarki Tujuan Pendidikan

tu·ju·an n 1 arah; haluan (jurusan); 2 yg dituju; maksud; tuntutan (yg dituntut);~ institusional tujuan kelembagaan; ~ instruksional tujuan atau sasaran yg ingin dicapai setelah mengajarkan pokok atau subpokok bahasan yg sudah direncanakan; ~ kelembagaan tujuan atau kualifikasi yg diharapkan dimiliki murid setelah dia menerima atau menyelesaikan program pendidikan pd lembaga pendidikan tertentu; ~ kualitatif tujuan yg dinyatakan melalui perubahan sikap, prestasi, sifat, dan kualitas; ~ kuantitatif Dik tujuan yg dinyatakan melalui jumlah murid atau jumlah pd umumnya; ~ kurikuler tujuan atau kualifikasi yg diharapkan dimiliki murid setelah dia menyelesaikan program mata pelajaran tertentu; ~ penderita kata atau perkataan yg menjadi pelengkap dan menderita perbuatan kata kerja; ~ politik kondisi atau hasil akhir yg ingin dicapai;
Tujuan pendidikan adalah kualifikasi yang diharapkan dimiliki murid setelah dia menerima atau menyelesaikan program pendidikan pada lembaga pendidikan tertentu. Indonesia mengalami dua kali pergantian Undang-Undang Pendidikan. Yang pertama adalah UU No.2 tahun 1954, dan yang kedua adalah UU No.2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional.
Fungsi Tujuan Pendidikan.
Tujuan pendidikan memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Karena itu tujuan pendidikan mempunyai dua fungsi yaitu memberikan arah kepada segenap kegiatan pendidikan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan.Tujuan pendidikan menduduki posisi penting diantara komponen-komponen pendidikan lainya. Tujuan pendidikan bersifat normatif, yaitu mengandung unsur-unsur norma bersifat memaksa, tetapi tidak bertentangan dengan hakikat perkembangan peserta didik serta dapat diterima oleh masyarakat sebagai nilai hidup yang baik.Sehubungan dengan fungsi tujuan yang demikian penting itu, maka menjadi keharusan bagi pendidik untuk memahaminya. Kekurang pahaman pendidik terhadap tujuan pendidikan dapat mengakibatkan kesalahan didalam melaksanakan pendidikan. Gejala yang demikian oleh Langeveld disebut salah teoritis (Langeveld, 1955). 3Menurut Undang-Undang RI no. 20 tahun 2003, pada pasal 3 disebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sumber dan dasar perumusan tujuan pendidikan
Ada empat rumusan tujuan pendidikan di Indonesia :1. Rumusan tujuan pendidikan menurut UU No. 4 tahun 1950, tecatum dalam bab II pasal 3 yang berbunyi “tujuan pendidikan dan pengajaran membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air.2. Rumusan tujuan pendidikan menurut ketetapan MPR No. II tahun 1960 yang berbunyi tujuan pendidikan ialah mendidik anak ke arah terbentuknya manusia yang berjiwa pancasila dan bertanggung jawab atas terselenggaranya masyarakat sosialis Indonesia yang adil dan makmur material dan spiritual.3. Rumusan tujuan pendidikan menurut sistem pendidikan nasional pancasila dengan penetapan Presiden no. 19 tahun 1965 yang berbunyi tujuan pendidikan nasional kita, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta, dari pendidikan prasekolah sampai pendidikan tinggi, supaya melahirkan warga negara sosialis Indonesia yang susila, yang bertaggung jawab atas terselenggaranya masyarakat sosialis Indonesia, adil dan makmur baik spiritual maupun material yang berjiwa pancasila.4. Rumusan tujuan pendidkan menurut ketetapan MPRS No. 2 tahun 1960 yang berbunyi tujuan pendidikan ialah membetuk manusia pancasialis sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan yang dikehendaki oleh pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan isi Undang-Undang Dasar 1945. 5
Ada beberapa alasan dalam perumusan tujuan menurut Marger, yaitu sebagai berikut:1. Guru tidak dapat merancang bahan pengajaran, isi, ataupun metode yang tepat untuk dipergunakan dalam pengajaran itu.2. Tidak adanya rumusan tujuan pengajaran yang jelas bagi guru sehingga sukar mengukur atau menilai sampai jauh mana keberhasilan pengajaran itu.3. Guru sukar mengorganisasikan kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha siswa dalam pencapaian tujuan pengajaran itu.
Jenis dan hirarki tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan dan pengajaran dapat dibedakan dan disusun menurut hirarki sebagai berikut: tujuan umum, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan intruksional.1. Tujuan umum pendidikan nasional Indonesia adalah manusia yang berjiwa pancasila2. Tujuan Institusional ialah tujuan pendidikan yang akan dicapai menurut jenis dan tingkatan sekolah atau lembaga pendidikan masing-masing, biasanya tercantum dalam kurikulum sekolah atau lembaga pendidikan yang harus dicapai setelah selesai belajar, Tujuan Institusional ini berbentuk Standar Kompetensi Lulusan.Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik.
Standar Kompetensi Lulusan tersebut meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 23 Tahun 2006 menetapkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Lampiran Permen ini meliputi:• SKL Satuan Pendidikan & Kelompok Mata Pelajaran• SKL Mata Pelajaran SD-MI• SKL Mata Pelajaran SMP-MTs• SKL Mata Pelajaran SMA-MA• SKL Mata Pelajaran PLB ABDE• SKL Mata Pelajaran SMK-MAK 73. Tujuan kurikuler adalah tujuan kurikulum sekolah yang telah diperinci menurut bidang studi atau mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran.
4. Tujuan intruksional adalah tujuan pokok bahasan atau tujuan sub pokok bahasan yang diajarkan oleh guru. Tujuan intruksional dibedakan menjadi dua macam yaitu tujuan intruksional umum (TIU) dan tujuan intruksional khusus (TIK).a. Umumnya tujuan intruksional umum berada pada tiap-tiap pokok bahasan yang telah dirumuskan didalam kurikulum sekolah, khususnya didalam Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP).b. Tujuan intruksional khusus adalah tujuan pengajaran yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa pada akhir tiap jam pelajaran, biasanya dibuat oleh guru yang dimuatkan didalam satuan pelajaran (satpel).


BAB III KESIMPULAN
Tujuan pendidikan menduduki posisi yang penting diantara komponen-komponen pendidikan lainya yang memuat gambaran tentang nilai-nilai yang baik, luhur, pantas dan benar dan indah untuk kehidupan. Maka menjadi keharusan bagi pendidikan untuk memahaminya sehingga tidak terjadi kesalahan dalam suatu pendidikan (salah teoretis).Tanpa perumusan tujuan, guru tidak dapat merancang pelajaran, tidak bisa mengukur keberhasilan dari penyampaian pelajaran, dan sukar mengorganisir kegiatan siswa dalam pencapaian tujuan pengajaran itu.Tujuan pendidikan dan pengajaran dibedakan menjadi empat bagian, yaitu: tujuan umum, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan intruksional (baik intruksional umum maupun intruksional khusus).
Faktor Tujuan
Di dalam UU Nomor 2 tahun 1989 secara jelas disebutkan Tujuan Pendidikan Nasional, yaitu “Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantab dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.” [1]
Sesungguhnya faktor tujuan bagi pendidikan adalah:
a. Sebagai Arah Pendidikan, tujuan akan menunjukkan arah dari suatu usaha, sedangkan arah menunjukkan jalan yang harus ditempuh dari situasi sekarang kepada situasi berikutnya. [1]
b. Tujuan sebagai titik akhir, suatu usaha pasti memiliki awal dan akhir. Mungkin saja ada usaha yang terhenti karena sesuatu kegagalan mencapai tujuan, namun usaha itu belum bisa dikatakan berakhir. Pada umumnya, suatu usaha dikatakan berakhir jika tujuan akhirnya telah tercapai. [1]
c. Tujuan sebagai titik pangkal mencapai tujuan lain, apabila tujuan merupakan titik akhir dari usaha, maka dasar ini merupakan titik tolaknya, dalam arti bahwa dasar tersebut merupakan fundamen yang menjadi alas permulaan setiap usaha. [1]

d. Memberi nilai pada usaha yang dilakukan

Program Faktorial

Program Faktorial;
Uses Wincrt;
Var i,n,x:integer;
Begin
Writeln('Program Faktorial');
Writeln('=================');
Writeln;
Write('Masukkan Nilai Faktorial: ');Readln(n);
Writeln;
if (n<=0) then
Writeln('Hasil Faktorial: ',1)
else
Begin
x:=1;
For i := 1 to n do
x:=x*i;
Writeln('Hasil Faktorial: ',x);
End;
End.

Program Bilangan Prima


program Bilangan_Prima;

uses wincrt;

var
n,i,x,sisa:integer;

begin
 writeln ('Masukan Batas Bilangan Prima: ');
 read (n) ;
 for i:=3 to n do
begin
 x:=1;
repeat
 x:=x+1;
 sisa:=i mod x;
until
 (sisa=0) OR (x=i-1);
 IF sisa <> 0 then writeln (i ,'= adalah bilangan prima ');
end;
 writeln(' ');
 writeln('---------------------------------------------');
 writeln('************** Nama    : MUHAMAD NUR AINI  ************');
 writeln('##############  NIM    : 702012113         ############');
 writeln('************** Prodi   : PTIK              ************');
 writeln('---------------------------------------------');
end.

Program Pascal triangle

program Pascal_triangle;
var d,c,y,x,n : integer;
   begin
      readln(n);
      writeln;
      for y:=0 to n do
      begin
         c:=1;
         for d:=0 to n - y do
         begin
            write(' ');
         end;
         for x:=0 to y do
         begin
            write(c);
            write(' ');
            c := c * (y - x) DIV (x + 1);
         end;
         writeln;
      end;
      for y:=n-1 downto 0 do
      begin
         c:=1;
         for d:=0 to n - y do
         begin
            write(' ');
         end;
         for x:=0 to y do
         begin
            write(c);
            write(' ');
            c := c * (y - x) DIV (x + 1);
         end;
         writeln;
      end;
      readln;
   end.

BUDAYA DAN AGAMA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Dalam perkembangan budaya yang ada di pulau Jawa, banyak sekali kita jumpai budaya-budaya asli yang sampai sekarang masih dilakukan oleh orang-orang jawa pada umumnya. Salah satunya yang masih kita jumpai yaitu budaya mendoakan orang yang sudah mati. Budaya ini turun-temurun diwariskan dan diteruskan dari generasi ke generasi.
Bagi orang jawa, ketika orang yang sudah meninggal maka perlu untuk didoakan agar arwahnya tenang di alam sana.
Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah budaya ini bertentangan dengan agama kristen atau justru perlu dikembangkan oleh agama kristen yang ada Indonesia.
Oleh sebab itu, pada makalah ini akan dibahas mengenai hubungan antara budaya dan agama, khususnya budaya jawa yaitu mendoakan orang yang sudah mati, ditelaah dengan pandangan agama kristen.
1.2    Tujuan
Mencari hubungan antara budaya dan agama. Adakah pertentangan antara budaya dan agama, solusi untuk mengatasi pertentangan dalam hubungan antara budaya dan agama itu sendiri.
Budaya yang akan dikupas yaitu budaya mendoakan orang yang sudah mati dan agama yang akan menelaah yaitu dari sudut pandang kristen.

BAB II
ISI

2.1    Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
2.2    Definisi Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
2.3    Pengertian Budaya
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
2.4    Pengertian Agama
Istilah agama berasal dari bahasa sansekerta. Agama yang berarti tidak kacau. Yang sering juga dipakai adalah istilah bahasa latin : “religio”. Istilah ini berasal dari kata-kata “religare” yang berarti:
a.     Memperhatikan dengan seksama
Dalam arti ini religio berarti rasa takut terhadap yang ilahi dan sebagai akibatnya memperhatikan dan melakukan dengan seksama segala peraturan yang berlaku dalam upacara Agama itu.
b.    Mengikat
Dalam arti ini, religio berarti suatu ikatan antara yang ilahi dengan manusia. Pengertian Agama dapat didefinisikan demikian: suatu kepercayaan dan keyakinan mengenai kuasa-kuasa dan kenyataan yang bersifat supra-natural yang dianggap sebagai ilahi, dan yang biasanya dipersonifikasikan dalam wujud dewa, ilahi, Allah dan sebagainya yang kepada-Nya manusia merasa tergantung dan berusaha mendekati serta mengikatkan diri kepada-Nya.
Dua faktor selalu ada dalam Agama, yakni:
a.     Pernyataan (revelation) Allah.
Istilah ini secara aktif berarti: aktivitas Allah yang membuat diri-Nya dikenal oleh manusia. Sedangkan secara pasif berarti pengetahuan tentang pernyataan itu.
b.    Reaksi manusia terhadap pernyataan Allah
Reaksi ini bersifat eksistensial yaitu menyangkut seluruh eksistensi manusia, unsur rasional, unsur keyakinan, unsur poengalaman faktor-faktor subjektif, bahkan meliputi seluruh bidang dan aspek kehidupannya.
2.5    Budaya : “Doa untuk orang mati”
Dalam kehidupan sehari-hari, masih sering kita lihat mengenai doa untuk orang mati khususnya di kalangan orang jawa. Budaya yang ada di jawa khususnya mengenai doa untuk orang mati sangat melekat dan berakar kuat sampai saat ini. Seringkali kita jumpai dalam masyarakat jawa, mereka mengadakan suatu doa bagi orang yang sudah mati dengan tujuan agar orang yang sudah mati tersebut diterima disisi-Nya. Mereka beranggapan bila ada salah satu dari sanak saudaranya meninggal, maka perlu untuk di doakan agar arwah tersebut tenang dan diampuni dosa-dosanya serta diterima di sisi Tuhan. Budaya ini seringkali menimbulkan pro dan kontra di kalangan agama. Banyak pertanyaan timbul mengenai hal ini. Jika ingin dicermati lebih lanjut maka akan menimbulkan pertanyaan, “Perlukah budaya ini tetap dikembangkan?.” Untuk mengetahui sejauh mana mengenai pro dan kontra tersebut, maka akan dibahas pada sub bagian telaahan dalam agama kristen.

2.6    Telaah dalam agama kristen
Bagi orang Kristen, kematian sesungguhnya bersifat final. Bukan final dalam artian tidak ada apa-apa setelah kematian (seperti yang dipercayai ateisme), akan tetapi final dalam artian kita hanya memiliki dua tempat tujuan, yaitu hidup kekal bersama-sama dengan Tuhan di surga, atau hidup dalam penghukuman kekal di neraka.
Orang kristen percaya dan mengimani bahwa ketika seorang sudah meninggal maka akan kembali kepada Kristus, atau hidup dalam penghukuman kekal di neraka. Dalam kekristenan diajarkan bahwa Yesus memberikan  janji mengenai keselamatan melalui pengorbananNya di kayu salib, dan itulah yang membedakan kekristenan dan agama yang lain.
The Westminster Confession of Faith Bab XXXII ayat 1,”Sesudah kematian, tubuh manusia kembali menjadi debu (Kej 3:19; Kis 13:36), …tetapi jiwa mereka (yang tidak mati & tidak juga tidur) berwujud tidak dapat mati & langsung kembali kepada Allah (Luk 23:43; Pkh 12:7),…” dan lihat juga Second Helvetic Confession pada Bab XXVI mengatakan,”Kami percaya bahwa orang beriman, setelah kematian jasmani, segera pergi kepada Kristus”.
Perlu kita ketahui bersama, di sini kekristenan mengimani bahwa apa yang sudah meninggal maka akan langsung kembali kepada Kristus. Maka pertanyaan yang timbul adalah bagaimana iman kristen dalam menanggapi budaya mendoakan orang yang sudah mati. Sebagai orang kristen, kita tidak perlu lagi bersusah-susah memikirkan jasad yang sudah mati, karena iman yang dimiliki yaitu mengenai janji keselamatan, bahwa jasad akan kembali menjadi debu dan roh akan kembali kepada Kristus. Tapi sebagai seorang kristen yang tetap melestarikan budaya, ketika ada sanak saudara yang sudah meninggal, hendaknya bukanlah mendoakan arwahnya yang sudah meninggal tetapi digantikan menjadi doa penghiburan bagi keluarga yang ditinggalkan. Jadi bukan berarti melarang untuk mengadakan semacam persekutuan, tetapi bukan orang yang sudah meninggal yang didoakan melainkan keluarga yang ditinggalkan yang didoakan agar mereka merasa terhibur dan rela melepaskan. Hal ini disebut sebagai doa penghiburan.

BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Jadi budaya mendoakan orang yang sudah mati patut kita lestarikan karena budaya tersebut merupakan budaya dari nenek moyang kita, namun yang perlu diperhatikan dalam tatacaranya adalah bukan lagi jasad yang sudah tiada yang didoakan tetapi digantikan dengan memberikan doa penghiburan bagi keluarga yang ditinggalkan (dalam telaah agama kristen).
3.2  Saran dan kritik
Banyak hal yang dikupas mengenai makalah budaya dan agama ini, untuk itu, setiap saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan bagi pembaca pada umumnya. Tuhan memberkati.

PERSIAPAN SEBELUM MENGAJAR | CINTAILAH PROFESI ANDA

  Bila seseorang sedang jatuh cinta, apa pun akan dilakukan untuk   mendapatkan cintanya. Tidak cukup waktu, energi, harta,   benda, bahkan ...