BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Dalam perkembangan
budaya yang ada di pulau Jawa, banyak sekali kita jumpai budaya-budaya asli
yang sampai sekarang masih dilakukan oleh orang-orang jawa pada umumnya. Salah
satunya yang masih kita jumpai yaitu budaya mendoakan orang yang sudah mati.
Budaya ini turun-temurun diwariskan dan diteruskan dari generasi ke generasi.
Bagi orang jawa, ketika
orang yang sudah meninggal maka perlu untuk didoakan agar arwahnya tenang di
alam sana.
Yang menjadi pertanyaan
adalah, apakah budaya ini bertentangan dengan agama kristen atau justru perlu
dikembangkan oleh agama kristen yang ada Indonesia.
Oleh sebab itu, pada
makalah ini akan dibahas mengenai hubungan antara budaya dan agama, khususnya
budaya jawa yaitu mendoakan orang yang
sudah mati, ditelaah dengan pandangan agama kristen.
1.2
Tujuan
Mencari hubungan antara
budaya dan agama. Adakah pertentangan antara budaya dan agama, solusi untuk
mengatasi pertentangan dalam hubungan antara budaya dan agama itu sendiri.
Budaya yang akan
dikupas yaitu budaya mendoakan orang yang sudah mati dan agama yang akan
menelaah yaitu dari sudut pandang kristen.
BAB
II
ISI
2.1
Budaya
Budaya
atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris,
kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere,
yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah
atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia.
2.2
Definisi
Budaya
Budaya
adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari
diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara
genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang
berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa
budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu
pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak
aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya
ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa
orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain
terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit
nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan
atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil
bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme
kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang
dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra budaya yang
bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai
perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat
dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa
bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian,
budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan
aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
2.3
Pengertian
Budaya
Kebudayaan sangat erat
hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski
mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh
kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat
itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang
kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi
yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink,
kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu
pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan
lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi
ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett
Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan
dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat.
Dari berbagai definisi
tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang
akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan
kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang
berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya
pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni,
dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
2.4
Pengertian
Agama
Istilah agama berasal
dari bahasa sansekerta. Agama yang berarti tidak kacau. Yang sering juga
dipakai adalah istilah bahasa latin : “religio”. Istilah ini berasal dari
kata-kata “religare” yang berarti:
a. Memperhatikan
dengan seksama
Dalam
arti ini religio berarti rasa takut terhadap yang ilahi dan sebagai akibatnya
memperhatikan dan melakukan dengan seksama segala peraturan yang berlaku dalam
upacara Agama itu.
b. Mengikat
Dalam
arti ini, religio berarti suatu ikatan antara yang ilahi dengan manusia.
Pengertian Agama dapat didefinisikan demikian: suatu kepercayaan dan keyakinan
mengenai kuasa-kuasa dan kenyataan yang bersifat supra-natural yang dianggap
sebagai ilahi, dan yang biasanya dipersonifikasikan dalam wujud dewa, ilahi,
Allah dan sebagainya yang kepada-Nya manusia merasa tergantung dan berusaha
mendekati serta mengikatkan diri kepada-Nya.
Dua faktor selalu ada
dalam Agama, yakni:
a. Pernyataan
(revelation) Allah.
Istilah
ini secara aktif berarti: aktivitas Allah yang membuat diri-Nya dikenal oleh
manusia. Sedangkan secara pasif berarti pengetahuan tentang pernyataan itu.
b. Reaksi
manusia terhadap pernyataan Allah
Reaksi
ini bersifat eksistensial yaitu menyangkut seluruh eksistensi manusia, unsur
rasional, unsur keyakinan, unsur poengalaman faktor-faktor subjektif, bahkan
meliputi seluruh bidang dan aspek kehidupannya.
2.5
Budaya
: “Doa untuk orang mati”
Dalam kehidupan
sehari-hari, masih sering kita lihat mengenai doa untuk orang mati khususnya di
kalangan orang jawa. Budaya yang ada di jawa khususnya mengenai doa untuk orang
mati sangat melekat dan berakar kuat sampai saat ini. Seringkali kita jumpai
dalam masyarakat jawa, mereka mengadakan suatu doa bagi orang yang sudah mati
dengan tujuan agar orang yang sudah mati tersebut diterima disisi-Nya. Mereka
beranggapan bila ada salah satu dari sanak saudaranya meninggal, maka perlu
untuk di doakan agar arwah tersebut tenang dan diampuni dosa-dosanya serta
diterima di sisi Tuhan. Budaya ini seringkali menimbulkan pro dan kontra di kalangan
agama. Banyak pertanyaan timbul mengenai hal ini. Jika ingin dicermati lebih
lanjut maka akan menimbulkan pertanyaan, “Perlukah budaya ini tetap
dikembangkan?.” Untuk mengetahui sejauh mana mengenai pro dan kontra tersebut,
maka akan dibahas pada sub bagian telaahan dalam agama kristen.
2.6
Telaah
dalam agama kristen
Bagi orang Kristen, kematian
sesungguhnya bersifat final. Bukan final dalam artian tidak ada apa-apa setelah
kematian (seperti yang dipercayai ateisme), akan tetapi final dalam artian kita
hanya memiliki dua tempat tujuan, yaitu hidup kekal bersama-sama dengan Tuhan
di surga, atau hidup dalam penghukuman kekal di neraka.
Orang kristen percaya dan mengimani
bahwa ketika seorang sudah meninggal maka akan kembali kepada Kristus, atau
hidup dalam penghukuman kekal di neraka. Dalam kekristenan diajarkan bahwa
Yesus memberikan janji mengenai keselamatan
melalui pengorbananNya di kayu salib, dan itulah yang membedakan kekristenan
dan agama yang lain.
The Westminster Confession of Faith
Bab XXXII ayat 1,”Sesudah kematian, tubuh manusia kembali menjadi debu (Kej
3:19; Kis 13:36), …tetapi jiwa mereka (yang tidak mati & tidak juga tidur)
berwujud tidak dapat mati & langsung kembali kepada Allah (Luk 23:43; Pkh
12:7),…” dan lihat juga Second Helvetic Confession pada Bab XXVI
mengatakan,”Kami percaya bahwa orang beriman, setelah kematian jasmani, segera
pergi kepada Kristus”.
Perlu kita ketahui
bersama, di sini kekristenan mengimani bahwa apa yang sudah meninggal maka akan
langsung kembali kepada Kristus. Maka pertanyaan yang timbul adalah bagaimana
iman kristen dalam menanggapi budaya mendoakan orang yang sudah mati. Sebagai
orang kristen, kita tidak perlu lagi bersusah-susah memikirkan jasad yang sudah
mati, karena iman yang dimiliki yaitu mengenai janji keselamatan, bahwa jasad
akan kembali menjadi debu dan roh akan kembali kepada Kristus. Tapi sebagai
seorang kristen yang tetap melestarikan budaya, ketika ada sanak saudara yang
sudah meninggal, hendaknya bukanlah mendoakan arwahnya yang sudah meninggal tetapi
digantikan menjadi doa penghiburan bagi keluarga yang ditinggalkan. Jadi bukan
berarti melarang untuk mengadakan semacam persekutuan, tetapi bukan orang yang
sudah meninggal yang didoakan melainkan keluarga yang ditinggalkan yang
didoakan agar mereka merasa terhibur dan rela melepaskan. Hal ini disebut
sebagai doa penghiburan.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Jadi budaya mendoakan
orang yang sudah mati patut kita lestarikan karena budaya tersebut merupakan
budaya dari nenek moyang kita, namun yang perlu diperhatikan dalam tatacaranya
adalah bukan lagi jasad yang sudah tiada yang didoakan tetapi digantikan dengan
memberikan doa penghiburan bagi keluarga yang ditinggalkan (dalam telaah agama
kristen).
3.2
Saran
dan kritik
Banyak hal yang dikupas
mengenai makalah budaya dan agama ini, untuk itu, setiap saran dan kritik yang
membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah
ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan bagi pembaca pada umumnya.
Tuhan memberkati.
No comments:
Post a Comment
Luangkanlah waktu untuk berkomentar di blog ini. Berkomentarlah secara bijak( jangan SPAM). Komentar anda adalah suatu kebanggaan buat saya.