Saturday, April 27, 2019

BUDAYA DAN AGAMA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Dalam perkembangan budaya yang ada di pulau Jawa, banyak sekali kita jumpai budaya-budaya asli yang sampai sekarang masih dilakukan oleh orang-orang jawa pada umumnya. Salah satunya yang masih kita jumpai yaitu budaya mendoakan orang yang sudah mati. Budaya ini turun-temurun diwariskan dan diteruskan dari generasi ke generasi.
Bagi orang jawa, ketika orang yang sudah meninggal maka perlu untuk didoakan agar arwahnya tenang di alam sana.
Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah budaya ini bertentangan dengan agama kristen atau justru perlu dikembangkan oleh agama kristen yang ada Indonesia.
Oleh sebab itu, pada makalah ini akan dibahas mengenai hubungan antara budaya dan agama, khususnya budaya jawa yaitu mendoakan orang yang sudah mati, ditelaah dengan pandangan agama kristen.
1.2    Tujuan
Mencari hubungan antara budaya dan agama. Adakah pertentangan antara budaya dan agama, solusi untuk mengatasi pertentangan dalam hubungan antara budaya dan agama itu sendiri.
Budaya yang akan dikupas yaitu budaya mendoakan orang yang sudah mati dan agama yang akan menelaah yaitu dari sudut pandang kristen.

BAB II
ISI

2.1    Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
2.2    Definisi Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
2.3    Pengertian Budaya
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
2.4    Pengertian Agama
Istilah agama berasal dari bahasa sansekerta. Agama yang berarti tidak kacau. Yang sering juga dipakai adalah istilah bahasa latin : “religio”. Istilah ini berasal dari kata-kata “religare” yang berarti:
a.     Memperhatikan dengan seksama
Dalam arti ini religio berarti rasa takut terhadap yang ilahi dan sebagai akibatnya memperhatikan dan melakukan dengan seksama segala peraturan yang berlaku dalam upacara Agama itu.
b.    Mengikat
Dalam arti ini, religio berarti suatu ikatan antara yang ilahi dengan manusia. Pengertian Agama dapat didefinisikan demikian: suatu kepercayaan dan keyakinan mengenai kuasa-kuasa dan kenyataan yang bersifat supra-natural yang dianggap sebagai ilahi, dan yang biasanya dipersonifikasikan dalam wujud dewa, ilahi, Allah dan sebagainya yang kepada-Nya manusia merasa tergantung dan berusaha mendekati serta mengikatkan diri kepada-Nya.
Dua faktor selalu ada dalam Agama, yakni:
a.     Pernyataan (revelation) Allah.
Istilah ini secara aktif berarti: aktivitas Allah yang membuat diri-Nya dikenal oleh manusia. Sedangkan secara pasif berarti pengetahuan tentang pernyataan itu.
b.    Reaksi manusia terhadap pernyataan Allah
Reaksi ini bersifat eksistensial yaitu menyangkut seluruh eksistensi manusia, unsur rasional, unsur keyakinan, unsur poengalaman faktor-faktor subjektif, bahkan meliputi seluruh bidang dan aspek kehidupannya.
2.5    Budaya : “Doa untuk orang mati”
Dalam kehidupan sehari-hari, masih sering kita lihat mengenai doa untuk orang mati khususnya di kalangan orang jawa. Budaya yang ada di jawa khususnya mengenai doa untuk orang mati sangat melekat dan berakar kuat sampai saat ini. Seringkali kita jumpai dalam masyarakat jawa, mereka mengadakan suatu doa bagi orang yang sudah mati dengan tujuan agar orang yang sudah mati tersebut diterima disisi-Nya. Mereka beranggapan bila ada salah satu dari sanak saudaranya meninggal, maka perlu untuk di doakan agar arwah tersebut tenang dan diampuni dosa-dosanya serta diterima di sisi Tuhan. Budaya ini seringkali menimbulkan pro dan kontra di kalangan agama. Banyak pertanyaan timbul mengenai hal ini. Jika ingin dicermati lebih lanjut maka akan menimbulkan pertanyaan, “Perlukah budaya ini tetap dikembangkan?.” Untuk mengetahui sejauh mana mengenai pro dan kontra tersebut, maka akan dibahas pada sub bagian telaahan dalam agama kristen.

2.6    Telaah dalam agama kristen
Bagi orang Kristen, kematian sesungguhnya bersifat final. Bukan final dalam artian tidak ada apa-apa setelah kematian (seperti yang dipercayai ateisme), akan tetapi final dalam artian kita hanya memiliki dua tempat tujuan, yaitu hidup kekal bersama-sama dengan Tuhan di surga, atau hidup dalam penghukuman kekal di neraka.
Orang kristen percaya dan mengimani bahwa ketika seorang sudah meninggal maka akan kembali kepada Kristus, atau hidup dalam penghukuman kekal di neraka. Dalam kekristenan diajarkan bahwa Yesus memberikan  janji mengenai keselamatan melalui pengorbananNya di kayu salib, dan itulah yang membedakan kekristenan dan agama yang lain.
The Westminster Confession of Faith Bab XXXII ayat 1,”Sesudah kematian, tubuh manusia kembali menjadi debu (Kej 3:19; Kis 13:36), …tetapi jiwa mereka (yang tidak mati & tidak juga tidur) berwujud tidak dapat mati & langsung kembali kepada Allah (Luk 23:43; Pkh 12:7),…” dan lihat juga Second Helvetic Confession pada Bab XXVI mengatakan,”Kami percaya bahwa orang beriman, setelah kematian jasmani, segera pergi kepada Kristus”.
Perlu kita ketahui bersama, di sini kekristenan mengimani bahwa apa yang sudah meninggal maka akan langsung kembali kepada Kristus. Maka pertanyaan yang timbul adalah bagaimana iman kristen dalam menanggapi budaya mendoakan orang yang sudah mati. Sebagai orang kristen, kita tidak perlu lagi bersusah-susah memikirkan jasad yang sudah mati, karena iman yang dimiliki yaitu mengenai janji keselamatan, bahwa jasad akan kembali menjadi debu dan roh akan kembali kepada Kristus. Tapi sebagai seorang kristen yang tetap melestarikan budaya, ketika ada sanak saudara yang sudah meninggal, hendaknya bukanlah mendoakan arwahnya yang sudah meninggal tetapi digantikan menjadi doa penghiburan bagi keluarga yang ditinggalkan. Jadi bukan berarti melarang untuk mengadakan semacam persekutuan, tetapi bukan orang yang sudah meninggal yang didoakan melainkan keluarga yang ditinggalkan yang didoakan agar mereka merasa terhibur dan rela melepaskan. Hal ini disebut sebagai doa penghiburan.

BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Jadi budaya mendoakan orang yang sudah mati patut kita lestarikan karena budaya tersebut merupakan budaya dari nenek moyang kita, namun yang perlu diperhatikan dalam tatacaranya adalah bukan lagi jasad yang sudah tiada yang didoakan tetapi digantikan dengan memberikan doa penghiburan bagi keluarga yang ditinggalkan (dalam telaah agama kristen).
3.2  Saran dan kritik
Banyak hal yang dikupas mengenai makalah budaya dan agama ini, untuk itu, setiap saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan bagi pembaca pada umumnya. Tuhan memberkati.

No comments:

Post a Comment

Luangkanlah waktu untuk berkomentar di blog ini. Berkomentarlah secara bijak( jangan SPAM). Komentar anda adalah suatu kebanggaan buat saya.

PERSIAPAN SEBELUM MENGAJAR | CINTAILAH PROFESI ANDA

  Bila seseorang sedang jatuh cinta, apa pun akan dilakukan untuk   mendapatkan cintanya. Tidak cukup waktu, energi, harta,   benda, bahkan ...