Sejak sebelum saya menghadapi Ujian Nasional SMK hingga
saya bekerja, saya berhenti menggunakan hampir semua sosial media yang saya
miliki. Karena terbengkalai terlalu lama, beberapa diantaranya tidak dapat saya
akses karena saya lupa password-nya,
maklum karena saya terlalu sering berganti-ganti password kala itu. Mungkin semua itu merupakan terapi dari Tuhan,
supaya saya bertaubat dan membuka lembar baru. Ya, mungkin benar adanya, karena
dulu aktivitas saya di sosial media memang tidak terkontrol. Meskipun merasa menyesal,
saya harus melupakan semua akun-akun sosial media saya sebelumnya. Sejak saya
memasuki bangku perkuliahan, saya memutuskan untuk menggunakan nomer HP baru
dan membuat sosial media baru, serta berusaha menggunakannya untuk hal yang
berbeda.
Sejak saat ini saya memiliki beberapa akun media
sosial yang cukup populer pada saat ini. Saya mempunyai Instagram, Youtube, Facebook,
Whatsapp, Google Doc, Google Classroom, Gmail, Snapchat, WeChat, Line, Linkedln,
dan Google+. Dari berbagai aplikasi tersebut, aplikasi yang paling sering saya
gunakan adalah Instagram, Facebook, WhatsApp, dan Line. Saya bukan orang yang
selalu aktif di sosial media, dengan kata lain saya membatasi penggunaan sosial
media tersebut, bahkan terkadang saya tidak memperdulikan notifikasi-notifikasi
yang muncul. Saya kira, dengan membatasi penggunaan sosial media tentunya saya
dapat meminimalkan pengguanaan internet.
Dari semua akun sosial media yang saya miliki, yang
terfavorit adalah Instagram. Dengan Instagram saya dapat sharing video dan foto dengan hastag.
Tentunya, aplikasi ini lebih menarik dengan feature follow-unfollow-like,
story, siaran langsung, dan
add comment. Dari beberapa feature
tersebut, saya hanya menggunakannya untuk sharing
foto dan video serta tag teman-teman
di dalam foto, follow akun-akun yang
menarik, dan membuat story. Dengan
demikian kesempatan untuk menambah teman jadi lebih banyak, karena lingkupnya
tidak terbatas. Berbeda halnya dengan aplikasi YouTube, saya tidak pernah
berbagi video, mungkin lebih tepatnya disebut pengguna pasif. Saya sangat
menyukai Korean Drama, turorial memasak, tutorial berbahasa Inggris dan banyak
lainnya. Di aplikasi ini saya juga enggan untuk meninggalkan komentar-komentar,
apapun bentuknya.
Saya berkomunikasi dengan keluarga dan teman melalui
WhatsApp dan Line, menurut saya kedua aplikasi ini merupakan aplikasi yang
cukup memberikan fitur-fitur umum yang saya butuhkan sebagai pengguna aktif. Saya
dapat mengirim berbagai item baik dalam bentuk file document, foto, video, dan suara. Selain itu, saya juga dapat
melihat status teman-teman dan mengetahui apakah mereka sedang online dari kedua aplikasi tersebut.
Berikutnya adalah Facebook.
Facebook adalah aplikasi yang paling sering saya buka, namun bukan untuk
memposting foto-foto pribadi dan hal-hal pribadi saya. Saya
hanya menggunakannya untuk mengikuti
beberapa grup yang menurut saya menarik dan memang
sesuai dengan kebutuhan saya, tujuannya hanya sebatas untuk memberikan informasi
(sharing), info yang bermanfaat yang
saya terima, biasanya saya kirim ke beranda saya sendiri agar teman-teman saya
dapat membacanya. Selain itu, saya dapat mencari
informasi (menerima informasi) mengenai LK Fakultas Psikologi, Jual
Beli, Lowongan Kerja, Pecinta Kucing, Pecinta Kura-kura, dan Kuliner. Selain
itu, saya juga menggunakannya untuk membaca berita
seputar Salatiga dan berita dari The Straits Time Singapore, yangmana merupakan koran
favorit sejak saya berkerja.
Aplikasi
Gmail, Google Doc, Google Classroom, Google+ menurut saya merupakan aplikasi
yang wajib dimiliki semua mahasiswa. Mengapa demikian? Karena ketiga aplikasi
tersebut sangat mendukung perkuliahan. Saya menggunakan Gmail untuk info
perkuliahan dan pengumpulan tugas-tugas perkuliahan. Pada dasarnya aplikasi
Gmail memang jarang sekali saya gunakan untuk berkirim pesan pribadi. Sementara
untuk Google Doc, saya lebih menggunakannya untuk editing tugas bersama dengan
teman-teman sekelompok, jadi kami tidak perlu selalu menyempatkan waktu untuk
bertemu. Google classroom sebenarnya adalah aplikasi baru bagi saya, saya baru
menggunakannya di kelas Aplikasi Teknologi dan ternyata aplikasi ini tidaklah
sulit untuk digunakan. Dari aplikasi ini, saya dapat submit tugas saya ke dosen
tanpa harus memberikan hard copy, yangmana
menurut saya lebih bijaksana dari pada selalu membuat print-out tugas perkuliahan. Dengan kata lain, kita dapat mulai
menghemat penggunaan kertas, yang secara tidak langsung mengurangi penebangan
pohon di hutan-hutan Indonesia. Selain itu melalui aplikasi ini, dosen dapat
dengan mudah menyampaikan berbagai informasi, termasuk tugas dll. Dengan
demikian komunikasi antara dosen dan mahasiswa menjadi jauh lebih efektif
dibandingkan ketika menggunakan aplikasi lainnya, seperti WhatsApp dan
Line. Sementara Google+ membantu saya
untuk sharing mengenai blog yang saya
tulis dengan teman-teman yang saya kenal.
Aplikasi foto
satu-satunya yang saya gunakan adalah Snapchat. Frekuensi penggunaan aplikasi ini
sebenarnya rendah, karena saya tidak menggunakannya untuk berkomunikasi dengan
teman-teman saya, hanya saja saya menyukai filter
yang ada di aplikasi ini. Saya terkadang menggunakannya dengan teman-teman
dekat saya untuk mengambil foto-foto yang menarik dan lucu. Mungkin menurut orang lain,
menggunakan augment reality effect dan filter adalah hal yang tidak perlu
dilakukan dan banyak orang enggna menggunakannya, tetapi apa boleh buat, saya
menggunakannya karena saya menyukai feature-feature
tersebut.
Sementara untuk Aplikasi Linkedln, saya menggunakannya
untuk sarana promosi diri. Sebenarnya sebagian besar pengguna aplikasi ini
adalah orang-orang yang profesional dan memiliki latar belakang bisnis.
Sayangnya, saya belum menggunakan media sosial ini dengan maksimal. Saya belum
terkoneksi dengan banyak orang di aplikasi ini. Sebenarnya, jika dimaksimalkan
aplikasi ini akan membantu saya untuk memperkenalkan diri saya ke calon kolega
atau perusahaan.
Dari semua sosial media yang saya ceritakan, manfaat
yang saya rasakan selama ini sangat banyak. Saya lebih menjadi pribadi yang open-minded,
informative, dan lebih up-to-date. Mengapa demikian, karena
dari berbagai sosial media yang saya gunakan, saya bertemu dengan berbagai
macam orang dari berbagai latar belakang. Dari sana, saya berusaha agar saya
tidak membentuk stereotype-stereotype negatif
mengenai latar belakang dan apa yang mereka sampaikan di sosial media. Dari
berbagai informasi yang saya terima baik itu, artikel, berita, dan informasi di
grup, saya dapat dengan mudah sharing
mengenai berbagai hal, misalnya info kesehatan, edukasi, jual beli dan
sebagainya. Selain itu, saya dapat dengan mudah mendapatkan informasi mengenai trend saat ini, misalnya model pakaian,
tas, HP, kuliner, tanaman hias, dll. Jika orang lain menggunakan sosial media
mereka untuk berjualan, saya menggunakannya untuk membandingkan harga.
Selain manfaat yang saya sampaikan di atas, ada
berbagai hal yang saya benar-benar pertimbangkan selama saya menggunakan sosial
media. Misalnya, menghindari overshare,
karena overshare membuat orang lain
merasa bosan, bahkan mungkin merasa terganggu. Saya juga mengunggah foto atau
video sewajarnya saja, memilah konten dan beropini dengan kalimat-kalimat yang
santun, serta sebisa mungkin meninggalkan komentar-komentar yang membangun.
No comments:
Post a Comment
Luangkanlah waktu untuk berkomentar di blog ini. Berkomentarlah secara bijak( jangan SPAM). Komentar anda adalah suatu kebanggaan buat saya.