MENULIS KALIMAT EFEKTIF
Dalam teknik menulis, penting bagi kita untuk
memastikan bahwa kita selalu menggunakan kalimat-kalimat efektif. Perlu dipastikan
juga bahwa kita telah menuliskan kalimat-kalimat yang efektif dalam tulisan
kita . Dengan menuliskan kalimat efektif, kita akan lebih yakin bahwa pembaca
karya kita akan lebih mudah memahami substansi tulisan kita. Untuk memastikan
bahwa kita telah menulis kalimat yang efektif,
kita dapat menilainya dengan menggunakan beberapa prinsip berikut.
1. Sepadan
Teknik
menulis kalimat efektif harus memenuhi syarat kesepandan. Sepadan yang dimaksud
adalah seimbang antara pemakaian pikiran (gagasan) dan struktur bahasa. Gagasan
dan kepaduan pikiran yang baik akan memperlihatkan kesepadanan. Dalam unsur
kesepadanan terdapat beberapa syarat, antara lain
2. Fungsi
Jelas
Kalimat
memiliki fungsi-fungsi yang jelas teknik
menulis subjek, predikat, objek, dan keterangan hendaknya dituliskan dengan
benar dan menempati strukturnya masing-masing. Tidak terdapat subjek ganda
Subjek yang dituliskan dalam kalimat hendaknya hanya satu. Penyebutan subjek
untuk kedua kalinya kurang tepat, lebih baik kita menggunakan kata ganti agar
kalimat lebih sepadan.
3. Penggunaan
kata hubung tepat
Kata
hubung atau konjungsi sebaiknya digunakan dengan tepat. Perlu kita cermati
kembali penggunaan konjungsi agar tidak menyalahi kaidah. Kitasebaiknya
memahami dengan baik letak konjungsi dalam kalimat. Misalnya saja predikat
sebaiknya tidak didahului dengan kata yang.
Predikat yang dituliskan dalam bentuk kata kerja dan bukan kata kerja sebaiknya
tidak didahului kata yang. Predikat
bukan kata kerja yang didahului yang tidak akan membentuk kalimat, melainkan
frasa atau kelompok kata. Sementara itu, penggunaan kata yang pada kalimat berpredikat
kata kerja bisa berujung pada pemborosan kata.
4. Paralel
Kalimat
yang paralel memiliki kesamaan bentuk kata di dalamnya. Maksudnya, jika bentuk
pertamanya menggunakan kata benda (nomina), bentuk berikutnya pun harus sama. Kata benda nomina adalah kata-kata yang
sifatnya merujuk pada bentuk sebuah benda atau barang. Kata benda nomina
sendiri terdiri dari 2: Kata benda nomina dasar dan Turunan. Kata benda nomina
dasar misalnya, lemari, kursi, meja, sayur, tembok, dst. Sementara nomina
turunan misalnya, minum+an, makan+an, pe+marah, pe+rokok, pe+gunung+an, dst.
Kemudian jika bentuk pertama menggunakan kata kerja (verba), begitupun bentuk
seterusnya.
5. Hemat
Hemat
adalah salah satu ciri kalimat efektif. Hemat berarti menggunakan kata, frasa,
atau bentuk lain yang tidak berlebihan. Hemat berarti tidak menuliskan
kata-kata yang tidak diperlukan. Kalimat yang hemat juga bukan berarti
menghilangkan kata-kata yang berguna memperjelas kalimat selama tidak menyalahi
kaidah tata bahasa. Bisakah kita menghemat kalimat ketika teknik menulis? Ya,
tentu bisa. Kita bisa membuat kalimat menjadi hemat dengan cara sebagai
berikut. Menghilangkan subjek yang ganda. Contoh: Akhir-akhir ini banyak
terjadi bencana alam, seperti tanah longsor, gempa, banjir, dan lain-lain.
Menjadi-> Akhir-akhir ini banyak terjadi tanah longsor,
gempa, banjir, dan lain-lain.
6. Tidak
menjamakkan kata-kata jamak
Contoh: Beberapa
negara-negara penghasil minyak di dunia sudah tergabung dalam sebuah organisasi
internasional. Kata beberapa negara-negara kurang tepat, sebab beberapa dan
negara-negara masing-masing mengandung arti lebih dari satu.
7. Cermat
Kalimat
yang cermat berarti tidak menimbulkan tafsiran ganda dan menggunakan pemilihan
kata yang tepat. Tidak hanya itu, penyusunan kata dan penggunaan logika dalam
kalimat juga diperlukan. Kecermatan dalam kalimat meliputi beberapa aspek,
seperti: Memiliki struktur yang tepat.
Contoh:
Siswa sekolah yang terbaik itu meraih medali emas dalam olimpiade sains
nasional. Kata yang di atas menimbulkan makna ganda dalam teknik menulis. Jadi
pembaca dapat berpikir bahwa yang terbaik lebih ditekankan untuk kata siswa
atau sekolah. Untuk menghindari kasus seperti ini, lebih baik kita mencermati
kembali struktur kalimat yang ditulis.
8. Pemilihan
kata
Pemilihan kata juga
penting untuk diperhatikan dalam menuliskan sebuah kalimat. Contoh:
(1) Sebagian
toko tertutup sehingga banyak orang kesulitan berbelanja dan mendapatkan barang
yang dibutuhkan.
Pembahasan:
Kata tertutup dapat menimbulkan beberapa
interpretasi, yakni tidak berjualan, toko tetap dibuka sebagian, dan terhalang
sesuatu.
(2) Menurut
cerita Bapak Budi adalah orang pandai di kampung itu.
Contoh kalimat
di atas juga menimbulkan makna ganda.
Pembahasan: Orang
pandai yang dimaksud dapat berarti orang bernama Budi yang dipanggil dengan
sebutan Bapak, ayah dari Budi, atau Budi.
9. Padu
Kepaduan
atau koherensi menjadi syarat kalimat efektif. Kalimat yang padu berarti
memberikan informasi yang jelas dan tidak pecah. Kalimat juga tidak dituliskan
bertele-tele agar sistematis. Kepaduan kalimat menunjukkan adanya hubungan
timbal balik antara subjek, predikat, objek, dan lain-lain.
Kesalahan
yang menjadikan kalimat tidak padu adalah penempatan kata depan dan kata
penghubung yang salah. Kata depan dan kata penghubung sebaiknya diletakkan
sesuai tempatnya. Kemudian kepaduan juga rusak karena kesalahan menggunakan
imbuhan. Menyisipkan sebuah kata di antara predikat dan objek juga menjadi hal
yang dapat merusak kepaduan kalimat. Selain itu, kalimat juga menjadi tidak
padu karena dituliskan terlalu panjang. Hal ini tidak hanya menjadikan kalimat
tidak efektif, tetapi juga menyulitkan pembaca untuk memahami ide kalimat.
Kalimat yang terlalu panjang juga akan membuat pembaca cepat merasa bosan.
10. Logis
Logis
artinya, ide yang disampaikan masuk akal dan dapat diterima. Menurut Moeliono,
(1988: 124-125), kalimat yang logis akan sesuai dengan penalaran sehingga dapat
diperoleh kesimpulan di akhir. Hendaknya kalimat yang dengan logis memiliki
kemampuan untuk memunculkan gagasan kembali di pikiran pembaca sehingga ia
dapat memahami alur berpikir penulis. Pemahaman mengenai penggunaan kalimat
efektif ini akan membuat kita lebih berhati-hati dalam teknik menulis, dengan
harapan pembaca mampu memahami alur berpikir yang kita tuangkan ke dalam tulisan.
Pembaca juga akan memperoleh informasi secara menyeluruh ketika membaca karya
kita.
Referensi:
Agus Nero Sofyan, Eni
Karlieni, dkk., “Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah”, Bagian
Perkuliahan Dasar Umum Universitas Widyama, Bandung, 2007
No comments:
Post a Comment
Luangkanlah waktu untuk berkomentar di blog ini. Berkomentarlah secara bijak( jangan SPAM). Komentar anda adalah suatu kebanggaan buat saya.