Saturday, April 27, 2019

MENULIS KALIMAT EFEKTIF

MENULIS KALIMAT EFEKTIF
Dalam teknik menulis, penting bagi kita untuk memastikan bahwa kita selalu menggunakan kalimat-kalimat efektif. Perlu dipastikan juga bahwa kita telah menuliskan kalimat-kalimat yang efektif dalam tulisan kita . Dengan menuliskan kalimat efektif, kita akan lebih yakin bahwa pembaca karya kita akan lebih mudah memahami substansi tulisan kita. Untuk memastikan bahwa kita telah  menulis kalimat yang efektif, kita dapat menilainya dengan menggunakan beberapa prinsip berikut.
1.      Sepadan
Teknik menulis kalimat efektif harus memenuhi syarat kesepandan. Sepadan yang dimaksud adalah seimbang antara pemakaian pikiran (gagasan) dan struktur bahasa. Gagasan dan kepaduan pikiran yang baik akan memperlihatkan kesepadanan. Dalam unsur kesepadanan terdapat beberapa syarat, antara lain
2.      Fungsi Jelas
Kalimat memiliki fungsi-fungsi yang jelas  teknik menulis subjek, predikat, objek, dan keterangan hendaknya dituliskan dengan benar dan menempati strukturnya masing-masing. Tidak terdapat subjek ganda Subjek yang dituliskan dalam kalimat hendaknya hanya satu. Penyebutan subjek untuk kedua kalinya kurang tepat, lebih baik kita menggunakan kata ganti agar kalimat lebih sepadan.
3.      Penggunaan kata hubung tepat
Kata hubung atau konjungsi sebaiknya digunakan dengan tepat. Perlu kita cermati kembali penggunaan konjungsi agar tidak menyalahi kaidah. Kitasebaiknya memahami dengan baik letak konjungsi dalam kalimat. Misalnya saja predikat sebaiknya tidak didahului dengan kata yang. Predikat yang dituliskan dalam bentuk kata kerja dan bukan kata kerja sebaiknya tidak didahului kata yang. Predikat bukan kata kerja yang didahului yang tidak akan membentuk kalimat, melainkan frasa atau kelompok kata. Sementara itu, penggunaan kata yang pada kalimat berpredikat kata kerja bisa berujung pada pemborosan kata.
4.      Paralel
Kalimat yang paralel memiliki kesamaan bentuk kata di dalamnya. Maksudnya, jika bentuk pertamanya menggunakan kata benda (nomina), bentuk berikutnya pun harus  sama. Kata benda nomina adalah kata-kata yang sifatnya merujuk pada bentuk sebuah benda atau barang. Kata benda nomina sendiri terdiri dari 2: Kata benda nomina dasar dan Turunan. Kata benda nomina dasar misalnya, lemari, kursi, meja, sayur, tembok, dst. Sementara nomina turunan misalnya, minum+an, makan+an, pe+marah, pe+rokok, pe+gunung+an, dst. Kemudian jika bentuk pertama menggunakan kata kerja (verba), begitupun bentuk seterusnya.
5.      Hemat
Hemat adalah salah satu ciri kalimat efektif. Hemat berarti menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang tidak berlebihan. Hemat berarti tidak menuliskan kata-kata yang tidak diperlukan. Kalimat yang hemat juga bukan berarti menghilangkan kata-kata yang berguna memperjelas kalimat selama tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Bisakah kita menghemat kalimat ketika teknik menulis? Ya, tentu bisa. Kita bisa membuat kalimat menjadi hemat dengan cara sebagai berikut. Menghilangkan subjek yang ganda. Contoh: Akhir-akhir ini banyak terjadi bencana alam, seperti tanah longsor, gempa, banjir, dan lain-lain.
Menjadi->  Akhir-akhir ini banyak terjadi tanah longsor, gempa, banjir, dan lain-lain.
6.      Tidak menjamakkan kata-kata jamak
Contoh: Beberapa negara-negara penghasil minyak di dunia sudah tergabung dalam sebuah organisasi internasional. Kata beberapa negara-negara kurang tepat, sebab beberapa dan negara-negara masing-masing mengandung arti lebih dari satu.
7.      Cermat
Kalimat yang cermat berarti tidak menimbulkan tafsiran ganda dan menggunakan pemilihan kata yang tepat. Tidak hanya itu, penyusunan kata dan penggunaan logika dalam kalimat juga diperlukan. Kecermatan dalam kalimat meliputi beberapa aspek, seperti: Memiliki struktur yang tepat.
Contoh: Siswa sekolah yang terbaik itu meraih medali emas dalam olimpiade sains nasional. Kata yang di atas menimbulkan makna ganda dalam teknik menulis. Jadi pembaca dapat berpikir bahwa yang terbaik lebih ditekankan untuk kata siswa atau sekolah. Untuk menghindari kasus seperti ini, lebih baik kita mencermati kembali struktur kalimat yang ditulis.
8.      Pemilihan kata
Pemilihan kata juga penting untuk diperhatikan dalam menuliskan sebuah kalimat. Contoh:
(1)   Sebagian toko tertutup sehingga banyak orang kesulitan berbelanja dan mendapatkan barang yang dibutuhkan.
Pembahasan:
Kata tertutup dapat menimbulkan beberapa interpretasi, yakni tidak berjualan, toko tetap dibuka sebagian, dan terhalang sesuatu.
(2)   Menurut cerita Bapak Budi adalah orang pandai di kampung itu.
Contoh kalimat di atas juga menimbulkan makna ganda.
Pembahasan: Orang pandai yang dimaksud dapat berarti orang bernama Budi yang dipanggil dengan sebutan Bapak, ayah dari Budi, atau Budi.
9.      Padu
Kepaduan atau koherensi menjadi syarat kalimat efektif. Kalimat yang padu berarti memberikan informasi yang jelas dan tidak pecah. Kalimat juga tidak dituliskan bertele-tele agar sistematis. Kepaduan kalimat menunjukkan adanya hubungan timbal balik antara subjek, predikat, objek, dan lain-lain.
Kesalahan yang menjadikan kalimat tidak padu adalah penempatan kata depan dan kata penghubung yang salah. Kata depan dan kata penghubung sebaiknya diletakkan sesuai tempatnya. Kemudian kepaduan juga rusak karena kesalahan menggunakan imbuhan. Menyisipkan sebuah kata di antara predikat dan objek juga menjadi hal yang dapat merusak kepaduan kalimat. Selain itu, kalimat juga menjadi tidak padu karena dituliskan terlalu panjang. Hal ini tidak hanya menjadikan kalimat tidak efektif, tetapi juga menyulitkan pembaca untuk memahami ide kalimat. Kalimat yang terlalu panjang juga akan membuat pembaca cepat merasa bosan.
10.  Logis
Logis artinya, ide yang disampaikan masuk akal dan dapat diterima. Menurut Moeliono, (1988: 124-125), kalimat yang logis akan sesuai dengan penalaran sehingga dapat diperoleh kesimpulan di akhir. Hendaknya kalimat yang dengan logis memiliki kemampuan untuk memunculkan gagasan kembali di pikiran pembaca sehingga ia dapat memahami alur berpikir penulis. Pemahaman mengenai penggunaan kalimat efektif ini akan membuat kita lebih berhati-hati dalam teknik menulis, dengan harapan pembaca mampu memahami alur berpikir yang kita tuangkan ke dalam tulisan. Pembaca juga akan memperoleh informasi secara menyeluruh ketika membaca karya kita.
Referensi:
Agus Nero Sofyan, Eni Karlieni, dkk., “Bahasa Indonesia dalam Penulisan Karya Ilmiah”, Bagian Perkuliahan Dasar Umum Universitas Widyama, Bandung, 2007

No comments:

Post a Comment

Luangkanlah waktu untuk berkomentar di blog ini. Berkomentarlah secara bijak( jangan SPAM). Komentar anda adalah suatu kebanggaan buat saya.

PERSIAPAN SEBELUM MENGAJAR | CINTAILAH PROFESI ANDA

  Bila seseorang sedang jatuh cinta, apa pun akan dilakukan untuk   mendapatkan cintanya. Tidak cukup waktu, energi, harta,   benda, bahkan ...