Saturday, April 27, 2019

MATERI PUBLIC SPEAKING


MATERI PUBLIC SPEAKING

Public speaking sangat penting bagi seorang pemimpin.  Melalui public speaking, speaker diharapkan mampu mengarahkan perasaan dan pemikiran  audience. Banyak pemimpin dunia melakukan perubahan lewat penguasaan mereka dalam berbicara didepan publik, dan meyakinkan mereka untuk melakukan perubahan. Pemimpin seperti Bung Karno, Mathin Luther King Jr, Margareth Teacher, dan lainnya mempengaruhi sekumpulan orang melalui public speaking yang baik dan penuh akan makna untuk menyongsong perubahan. Melalui pubpemimpin mampu untuk mengkomunikasikan dan mendelegasikan setiap makna dalam kata-katanya menjadi sebuah tindakan yang bergerak pada perubahan yang lebih baik. Dalam setiap kata seorang pemimpin bukan hanya berisikan retorika-retorika kosong, akan tetapi mengandung arahan yang jelas dan tepat terhadap sebuah tujuan. Public speaking menjadi semacam komando yang jelas terhadap perubahan yang dicita-citakan dan bagaimana hal tersebut dapat dicapai.
    Tidak semua orang mampu menjadi public speaker yang baik, sama seperti tidak semua orang terpilih untuk menjadi pemimpin. Menurut Abraham Lincoln, kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang dan public speaking adalah salah satu cara menciptakan pengaruh tersebut. Banyak orang memiliki kepintaran dan pemikiran yang baik, akan tetapi hal tersebut tidaklah cukup bagi seorang pemimpin. Pemimpin membutuhkan kemampuan public speaking sebagai kekuatan dalam mempengaruhi setiap orang untuk merasakan dan memikirkan untuk bergerak atau bertindak. Untuk itu seorang pemimpin haruslah belajar tentang public speaking dan mampu untuk menerapkannya secara efektif. 
    Saya sadar bahwa tidak semua calon pemimpin memiliki kemampuan public speaking. Hal tersebut dikarenakan public speaking bukanlah bawaan sejak lahir, akan tetapi perlu untuk dilatih. Seorang seperti King George VI dan Bung Karno harus terus berupaya untuk berlatih melakukan public speaking, agar mampu berbicara di depan orang banyak dengan baik.

Definisi Public Speaking 
Public speaking selalu dibutuhkan di setiap ranah kehidupan; bahkan, hampir semua pekerjaan membutuhkan keterampilan dalam public speaking. Menurut Verderber dan Sellnow (2008) public speaking didefinisikan sebagai percakapan—presentasi oral yang biasanya disampaikan secara formal dalam kondisi audiensnya dihimpun dalam konteks yang formal untuk mendengarkan atau selama percakapan informal. Verderber dan Sellnow (2008) menambahkan bahwa, public speaking skills empower us to communicate ideas and information in a way that all members of the audience can understand. Konsep yang ditawarkan oleh Verderber dan Sellnow ini mengindikasikan bahwa public speaking bersifat formal, tentang sebuah ide, dan disampaikan dalam konteks tertentu. 
    Hal tersebut serupa dengan definisi yang diberikan oleh Webster Third New International Dictionary, public speaking memiliki dua definisi : 
a.     The act of process of making speech in public 
b.     The art of science of effective oral communication with audience 
Dengan demikian public speaking merupakan sebuah tindakan berbicara didepan umum dengan menggunakan oral komunikasi kepada audiens yang lebih efektif. 

Elemen-elemen dalam public speaking 
Dalam public speaking terdapat beberapa elemen, yakni: speaker, message, audience, noise, context, channel, ethics. 

A. Speaker (Pembicara) 
Dalam public speaking, pembicara adalah orang yang menyampaikan pesan atau informasi melalui ceramah yang relatif lama dan tidak mendapatkan interupsi dari audiens. Public speaker adalah pusat dari transaksi pesan yang terjadi. Dalam praktiknya, seorang public speaker tidak hanya berbicara saja, dia juga harus memiliki ketrampilan untuk berinteraksi dan mengontrol percakapan dengan audiens yang terjadi sesekali sehingga pesan yang disampaikkan menjadi hidup. Ketrampilan inilah yang sesungguhnya harus dimiliki oleh seorang public speaker. Pertama-tama, seorang public speaker hendaknya memahami siapa dirinya. Dia adalah orang yang sedang memberi pengaruh bagi banyak orang atas apa yang dia katakan. Oleh karenanya, pemahaman yang tepat akan materi, perencanaan yang matang, dan penguasaan panggung yang handal perlu dimiliki olehseorang public speaker yang berpengaruh. 

B. Audience 
Public speaking memiliki audiens yang relatif besar. Pada umumnya, audiens yang dapat terhitung sebagai public audience adalah 10-12 orang sampai ratusan, ribuan, bahkan jutaan orang. Audiens dalam public speaking ada dua macam. Yang pertama adalah immediate audience atau audiens langsung, yakni mereka yang dikenai langsung oleh pesan yang disampaikan oleh public speaker. Sedangkan remote audience atau audiens jarak jauh adalah mereka yang terkena dampak tidak langsung oleh pesan yang disampaikan oleh pembicara. Semakin besar pengaruh seorang public speaker maka semakin besar juga remote audience yang dipengaruhinya.
Karena audiens adalah pihak yang dipengaruhi oleh pesan dalam public speaking, speaker harus benar-benar memperhatikan siapa audiensnya. Di dalam public speaking, walaupun seorang speaker sudah mahir, tetaplah harus melakukan audience research, yakni kegiatan untuk meneliti, mengklasifikasikan, serta menyimpulkan siapa audiensnya. Untuk audiens yang belum dikenal sama sekali, biasanya riset bisa dilakukan dengan menelpon pihak penyelenggara acara untuk menanyakan siapa audiensya (usia, jumlah, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, dll), lalu melakukan konfirmas melalui mencari lewat internet atau membaca referensi mengenai kelompok audiens tersebut. 

C. Message 
Pesan dalam public speaking terdiri dari tanda-tanda verbal maupun nonverbal. Di dalam public speaking, menyusun sebuah pesan tidak dapat dilakukan dengan sembarangan. Sama seperti ketika menentukan karakteristik audiens, menyusun pesan pun harus didahului dengan riset. Bahkan, dalam membungkus pesan pun, speaker harus menggunakan bahasa dan gaya bahasa yang bervariasi, disesuaikan dengan siapa audiensnya, topik yang akan dibahas, serta di mana tempat public speaking nya. 

D. Noise 
De Vito (2009) membedakan antara noise dengan signal. Jika signal adalah segala macam informasi atau pesan yang ingin didengar oleh audiens maka noise adalah segala sesuatu yang tidak ingin didengar dan mengganggu audiens saat menerima signal. Karena public speaking bisa dalam bentuk verbal maupun non-verbal maka noise-nya pun juga dalam bentuk verbal dan nonverbal. Speaker hendaknya benar-benar berlatih mengelola noise ini karena acapkali noise bisa tidak terkontrol. Misalnya: microphone yang rusak atau suara sirine yang sangat kencang. 

E. Context 
De Vito (2009) membagi konteks ini menjadi konteks fisik, psikososial, temporal, dan konteks cultural. Konteks fisik adalah tempat dan lingkungan yang sebenar-benarnya yang digunakan sebagai tempat berbicara (ruangan, lapangan, gedung, dll), beserta peralatan dan perlengkapan yang ada di dalamnya. Ruangan yang sempit menyebabkan speaker harus berbicara dengan persiapan yang berbeda dengan ruangan yang luas atau lapangan. Konteks psikososial merupakan hubungan antara speaker dengan audiensnya. Bagaimana karakter dan latar belakang speaker dan audiens serta hubungan di antaranya selalu mempengaruhi pesan yang disampaikan. Konteks temporal meliputi waktu dan jam di mana public speaking itu dilakukan. Konteks cultural mencakup kepercayaan, gaya, nilai-nilai, bahkan gender dan perilaku dari speaker dan audiens yang dibawa pada saat presentasi. 

F. Channel 
Channel adalah sebuah medium untuk membawa signal pesan dari pengirim kepada penerima. Dalam public speaking, channel ini wujudnya bisa bermacam-macam, baik secara visual maupun non visual, misalnya melalui slide-slide di computer atau video, gambar-gambar, dan lainnya. 

G. Ethics 
Ethics berbicara tentang benar atau salah atau implikasi moral dari pesan yang disampaikan. Seorang speaker harus menguasai hal-hal apa saja yang diperbolehkan dan tidak diperbolehkan ketika menyampaikan suatu pesan. 

Menjadi Publik Speaker yang Efektif 
Setiap orang potensial menjadi public speaker yang efektif, karena setiap orang memiliki potensi menjadi pemimpin dengan keunikan dan perbedaan mereka. Untuk menjadi public speaker yang efektif, maka perlu melakukan persiapan, menjadikannya sebuah kebiasaan, menghindari dari kesalahan dan terus melakukan public speaking. Pada bagian ini akan memberikan beberapa tips untuk menjadi public speaker yang baik. 

1. Komitmen dengan topik 
Seorang public speaker haruslah antusias dan komitmen terhadap topik yang disampaikan. Untuk antusias dan komitmen tersebut, maka seorang pembicara perlu untuk menguasai dan melakukan riset terlebih dahulu terhadap topik. Audiens akan lebih tertarik pada topik yang disampaikan, apabila public speaker menyampaikan secara antusias, komit dan menguasainya. Jika ada topik yang tidak dikuasai, maka janganlah berbicara tentang topik tersebut. 

2. Jangan berpikir tentang anda 
Sering kali, sebelum naik ke podium untuk berbicara, public speaker memiliki ketakutan terhadap pandangan audiens tentang dirinya. Untuk itu janganlah coba-coba berpikir tentang sesuatu yang akan menimpa anda, namun tetaplah fokus dan menguasai topik yang akan dibicarakan. Selain itu, dalam bebicara pada public, hindarkan diri untuk menonjolkan diri sendiri, karena audiens akan merasa bosan dengan penilaian-penilaian subyektif yang anda berikan. 

3. Lakukan persiapan 
Hanya sedikit yang dapat berbicara secara efektif tanpa beberapa persiapan, dan jika ada sedikit saja kesalahan, maka dapat menimbulkan rasa panik gugup. Untuk itu, ada baiknya melakukan persiapan lewat penelitian dan latihan. Dengan persiapan, akan membuat anda lebih santai, fokus dan percaya diri. 

4. Fokus 
Fokus pada topik dan persiapan yang telah dilakukan, serta berusahalah menguasai lingkungan disekitar panggung. Saat anda fokus, anda akan berupaya untuk mengorganisir pembicaraan anda secara lebih baik. 

5. Temukan contoh-contoh yang sempurna 
Dalam berbicara berikan contoh-contoh yang baik dan tepat. Contoh-contoh tersebut dapat berasal dari pengalaman atau sumber-sumber lain. Contoh-contoh akan lebih memudahkan audiens untuk mengingat topik yang dibicarakan. 

6. Minimilasir catatan 
Banyak orang menghafal apa yang ingin disampaikan atau mereka membuat daftar panjang catatan dengan melampirkan berbagai metode. Pendekatan ini mengurangi kemampuan alami anda untuk berkomunikasi, karena merubah anda dari seorang pembicara menjadi pembaca. Jadilah akrab dengan apa yang ingin disampaikan dan cukup nyaman untuk melakukan perubahan jika diperlukan. 

7. Berhubungan dengan audiens 
Membangun hubungan dengan audiens dapat dengan memperhatikan body language seperti senyum, tatapan mata dan gerakan tubuh. Berhubungan dengan audiens akan membantu audiens untuk tetap fokus dan tertarik pada apa yang ingin disampaikan.

8. Kuasailah media yang digunakan 
Jika anda mengunakan media lain dalam berpidato, maka upayakan anda menguasai media tersebut. Media akan membantu audiens memahami apa yang ingin disampaikan, akan tetapi jangan sampai media yang menguasai panggung anda. 

SUMBER :
·         DeVito, Joseph A. (2009). The Essential Elements of Public Speaking. USA : Pearson 
·         Soenarjo, Djoenasih S., Rajiyem. (2005). Public Speaking. Jakarta : Universitas Terbuka 
·         Littlejohn, Stephen W. (2002). Theories of Human Communication. USA : Wadsworth 
·         Verderber, Rudolph F., Verderber, Kathleen., Sellnow, Deanna D. (2008). The Challenge of Effective Speaking. USA : Thomson Wadsworth 
·         Hasling, John. (2006). The Audience, the Message, the Speaker (7th ed.). New York : McGraw Hill 
·         Herrick, James A. 2008. The History and Theory of Rhetoric: An Introduction (4th ed.). Allyn & Bacon 
·         King, Larry., Gilbert, Bill. 2004. Seni Berbicara kepada Siapa Saja, Kapan Saja, di Mana Saja: Rahasia-rahasia Komunikasi yang Baik (2nd ed.). Jakarta : Gramedia Pustaka Utama 
(Tulisan ini dibawakan Ricky A. Nggili dalam Pelatihan Training Organization FTI-UKSW di Wisma Bukit Soka, tanggal 14 Mei 2013)


No comments:

Post a Comment

Luangkanlah waktu untuk berkomentar di blog ini. Berkomentarlah secara bijak( jangan SPAM). Komentar anda adalah suatu kebanggaan buat saya.

PERSIAPAN SEBELUM MENGAJAR | CINTAILAH PROFESI ANDA

  Bila seseorang sedang jatuh cinta, apa pun akan dilakukan untuk   mendapatkan cintanya. Tidak cukup waktu, energi, harta,   benda, bahkan ...